Jumat, 16 Maret 2012

puisi

Penantian
Oleh Indah Yulia

Berlari, kau berlari di sangkar hidupku
ingin sekali ku menyusup dalam ingatanmu
tapi, entah bagaimana bisa
kau tak sepenuhnya kukenal.

Rasa, perasaan ini yang membawaku
di benakku tertulis untaian namamu
perhatian sering kuberikan
hanya, kau menganggap itu biasa.

Aku yang selalu mengingatmu
bukan kau yang mengingatku
hanya saja kusuka padamu.

Ingin rasanya membunuh perasaan ini
tapi, walau begitu kuingin memberi perhatian lebih.

Setiap kata yang terlontar dari mulutmu
ingin kupejamkan mata batinku.
Hidup berkesan indah
walau sedikit tak dapat perhatian
kutak semudah itu menyerah.

Seakan cinta berirama sendu
apakah kau jua tak peduli?
Seperti kabut membasahi embun
begitupun cintaku padamu

Akankah selalu begini?
ayolah beri aku balasan
walaupun hanya sedikit
tetapi membuat hidupku tersenyum

istana coklat

Istana Cokelat

Aku melayang. Berayun naik-turun. Segala sesuatu di depanku terlihat sama. Tapi aku tak peduli. Aku benar-benar menikmatinya. Potongan cokelat terakhir yang kulahap menyebarkan rasa manis yang hangat. Matahari yang terlihat di antara lengkungan cabang dan ranting mengirimkan bayangan dedaunan di wajahku. Senyumku melebar.

Kalau saja hidup sesederhana ini, kurasa aku tak akan pernah melewatkan sedetikpun dalam hidupku. Meresapi segala kenikmatan yang tersimpan dan menunggu untuk ditemukan. ''Ismail!'' kata Emir. Aku menghentikan papan ayunanku, menoleh padanya. Dia duduk di papan satunya lagi. Tangannya yang putih bersih terampil membuka kertas timah yang tampak berkilat. Sebatang cokelat utuh dan tampak menggoda terbuka di pangkuannya. Ia membagi kudapan itu menjadi dua bagian, memberikan potongan yang sama besar untukku. ''Makanlah!'' Katanya. ''Hidup sudah cukup pahit. Cokelat membuat perasaanmu lebih baik, bukan?'' Aku tahu dia akan berkata seperti itu. Kalimat itu sering kudengar saban hari sejak kami mulai bersahabat.

Aku dilahirkan dari keluarga sederhana. Ibuku hanya lulus SMP, ayahku bekerja serabutan, dan rumah mungkil kami hanya sedikit perabot. Hidup kami bisa dibilang sempurna. Ibuku wanita bahagia yang tidak pernah kehilangan lelucon dan ledakan tawa. Setiap hari ia bekerja di dapur, berkutat dengan aroma bumbu dan dentingan spatula. Ibu membagi waktunya dengan sempurna untukku, untuk ayah, dan untuk pekerjaan sambilannya. Namun bertahun-tahun berlalu, aku menyaksikan dengan cemas tawa di wajah ibuku perlahan-lahan padam, hilang sama sekali. Seandainya saja seorang pengemudi setengah mabuk tidak menabrak ayahku hingga tewas, hidupku tidak akan pernah terasa pahit.

''Bagaimana rasanya?'' Emir menghentakkan kakinya ke tanah, berayun dengan kencang di sampingku. Aku menggigit batangan cokelat yang renyah dan garing. Kehangatan kembali menyebar di tubuhku. ''Aku suka cokelat.'' kataku. ''Seandainya saja aku kaya, aku akan membuat Istana Cokelat dan hidup di dalamnya hingga dunia kiamat.''

Emir tertawa. ''Kupikir aku akan melakukan hal yang sama. Itu keren!''.
Aku berpaling padanya, menyaksikan jemarinya yagn mencengkeram rantai ayunan, wajahnya yang tersenyum pada langit, dan matanya yang terpejam menikmati angin. Tiba-tiba gelombang rasa sakit menerpaku.

Pertamakali aku bertemu dengannya, aku menyadari kesamaan di antara kami berdua: nasib buruk. Ia kehilangan ibunya dan menjalani hari-hari yang suram bersama ayahnya yang tempramen. Aku kehilangan ayahku dan hidup dalam ketidakpastian. Ayah Emir seorang Lurah kaya-raya dengan mobil mengkilap dan rumah mewah yang mengundang pertanyaan para warga. Perutnya terlihat bengkak, raut wajahnya kaku dan seram. Ia pernah membuat warga panik dengan letusan senjata apinya yang membahana, gara-gara hal sepele yang melibatkan bayangan kucing di halaman belakang. Sejak saat itu ia bersumpah, bahwa ia tak bakal segan-segan mengosongkan amunisinya jika melihat bayangan penyusup lagi di pekarangan rumahnya. Satu hal yang membuatnya begitu, ia benar-benar kikir. Ia memimpin desa dengan buruk dan kejam. Berbeda dengan janji-janjinya semasa kampanye dulu, janji-janji dan kelang sarden yang ditinggalkan di pintu-pintu rumah. Emir membenci ayahnya. Membenci segala hal yagn ia dapatkan sejak rumor tentang korupsi dan kebobrokkan ayahnya mencuat. Ia sering berkata padaku bahwa ia benar-benar menyesal dengan darah yang mengalir di tubuhnya. Aku mencoba menghentikannya, tapi sayangnya itu tak banyak berpengaruh.

Orang-orang dewasa sering memanggilnya, membelai wajahnya yang tampan, dan mengamati lekat-lekat matanya yang berbinar, hanya untuk mengatakan satu hal: ''Kau benar-benar mirip ayahmu, Emir.'' Pada awalnya hal itu tidak terlalu mengganggu. Namun sejak kami beranjak remaja, sejak kami bisa menilai berbagai hal dan menentukan apa saja yang kami inginkan, Emir tidak menyukai hal itu.

Suatu hari, demi menentang pernyataan orang-orang dewasa, ia berdiri di depan cermin dan berdandan seperti anak perempuan. Ia mengenakan kerudung, rok dan sepatu anak perempuan yang dipinjamnya dari seorang teman. Ia berjalan ke sekolah, menggegerkan semua orang, dan jujur saja, membuatku malu. ''Apa yang kau lakukan?'' Aku menarik tangannya, menyeretnya ke kamar mandi. ''Aku berharap orang-orang melihatku dan berkata betapa miripnya aku dengan ibuku.'' Ia terdengar malu dan pasrah. ''Aku tidak suka mereka bilang aku mirip ayah.''
Bahuku tiba-tiba merosot. Aku membiarkannya terpaku di depan cermin, lalu masuk ke dalam bilik kloset dan mengunci diri di dalamnya. Aku menyalakan keran keras-keras; Emir tak perlu tahu aku sedang menangis.
''Kapan ibumu pulang?''Emir mengagetkanku.

Ibuku sudah tiga tahun di Arab Saudi. Selama ini aku tinggal bersama nenekku yang sakit-sakitan. Aku terpaksa berhenti sekolah untuk membantunya membeli eras dan lauk-pauk. Ibuku tidak pernah mengirimkan uang. Hubungan kami terputus sejak kami berpelukan distanplat terminal bertahun-tahun yang lalu. Beberapa bulan setelah orang-orang mengubur ayahku. Aku masih merasakan pelukannya yang hangat ditubuhku. ''Berjanjilah untuk kembali secepatnya.'' Kataku. Ibuku mengangguk. ''Belikan aku sarung dan peci baru, Mama.'' Ia mengeratkan dekapannya. Aku memejamkan mataku yang basah. Rambutnya harum, hitam bergelombang. Aku akan sangat merindukannya.
''Idul Adha nanti. ''Kataku.''Seseorang mengabariku. Dia sama seperti Mama. Tapi dia pulang lebih dulu berminggu-minggu lalu. ''Aku menelan gumpalan cokelat di mulutku. Berhenti berayun. Menendang-nendang kerikil dengan ujung kakiku. ''0 ya, apakah ayahmu tidak berkurban tahun ini?''

Emir tersenyum lelah. Memandangku tak berdaya. ''Kau tahu dia tak akan melakukannya. Kuharap suatu saat Tuhan bakal memaksanya mengorbankan sesuatu yang paling dicintainya. ''Ia beranjak dari papan ayunan. ''Ayo pergi. Sepertinya aku butuh udara segar.''
Aku tersenyum. Berlari mengejarnya. Rerumputan di kaki kami menari bersama angin.

******

Emir berdiri di depan cermin kamarku. Mengagumi penampilan barunya yang mengejutkan. Sore itu, tiba-tiba saja ia berlari ke rumahku berkata bahwa ia ingin terlihat sebagaimana ia melihatku. Maka aku mengantarnya ke kios pangkas rambut langgananku, meminjaminya kaos butut berlengan pendek, dan membiarkannya tenggelam dalam rasa bangga karena terlihat seperti gelandangan. Dia bilang, ''Apa aku sudah cukup terlihat kumur?'' Aku tersenyum.

Malam itu gema takbir berkumandang dari pengeras suara masjid-masjid. Kami berkeliling membawa obor, bersuka cita di antara suara tabuhan beduk dan letupan bunga-bunga api.Aku menunjukkan padanya, bahwa seperti inilah cara kami merayakan malam takbir. Berkeliling dari sudut ke sudut kampung. Memecah kesunyian yang tercipta sejak matahari meninggalkan singgasananya di langit. Sambil membuntuti iring-iringan pawai, Emir dan aku menendang-nendang bola dengan riang. Saling berbagi operan, sundulan, hingga pakaian kami basah dan bernoda gelap. Suatu ketika aku menyundul bola itu terlalu keras, hingga kami harus melihatnya lenyap di balik tembok semen sebuah bangunan. ''Jangan cemas, serahkan saja padaku.'' Kata Emir riang. Ia memanjat tembok pagar dan menghilang dibalik kegelapan sebelum aku mampu mencegahnya.

Aku terlambat menyadari apa yang baru saja terjadi. Alih-alih menunggu, aku menyusulnya tergesa-gesa. Memanjat tembok itu, menghindari deretan baling runcing yang sengaja disematkan, dan mendarat di atasu semak-semak yang kasar. Aku melihatnya membungkuk di bawah sebuah pohon, cahaya lampu dari belakang rumah gedongnya membuat sosok Emir hanya berupa siluet gelap yang dingin dan misterius. Aku berjalan pelan-pelan, walaupun aku ingin seali berlari. Teriakanku tertahan di kerongkongan saat itu juga. Waktu berjalan sangat lambat. Membekukan segalanya. Merampas ingar-bingar yang semula terdengar. Sebelum aku sempat meraih tangannya, tiba-tiba saja sebuah ledakan terdengar. Begitu keras!!!.

Emir mendadak roboh di sampingku. Ledakan kedua menyusul. Sesuatu yang basah menggelegak dari tubuhku.
Aku mendarat keras di permukaan tanah yang beku dan asing. Sebutir peluru panas menaklukkanku.

''Ismail, ''bisik Emir. ''Aku melihatnya, aku melihat Istana itu... Istana Cokelat kita....burung-burung terbang dengan riang.... ''Aku menggenggam tangannya. Rasanya dingin. Persis seperti tanganku.

*****

Aku menyaksikan segalanya dari balik jendela bus tua yang membawaku. Segala sesuatu tampak berbeda sekarang ini. Tiga tahun sudah aku meninggalkan tempat ini. Demi masa depanku. Demi putraku. Demi Ismail. ''Mama, bawakan aku peci dan sarung baru''. Aku memejamkan mata. Rasanya berabad-abad sudah sejak aku mendengar kata-kata itu. Ismailku tersayang, sudah seperti apa rupamu saat ini, nak? Aku kembali mengeratkan sweter yang membungkus tubuhku. Menutupi luka-luka yang kudapatkan ketika aku terkurung di rumah keluarga asing yang tidak bisa menegaskan sikapnya tanpa menyakitiku. Tapi aku tak mau siapapun tahu apa yang menimpaku. Bahkan putraku. Aku memeluk peci dan sarung baru dalam tas plastik kusam, kondektur membukakan pintu untukku. ''Ismail, aku pulang, nak.''Hatiku berkata. Namun saat aku menurunkan kakiku di tepi jalan, di tanah dimana aku dibuai dan dilahirkan, hatiku tiba-tiba terasa hampa. Aku merasa sangat kesepian.

----------------------
Mulya Abdul Syukur
Mahasiswa UIN Suska Riau
Istana Cokelat ini memenangkan ( pemenang, juara ) lomba Cerpen Xpresi 2010 kategori Mahasiswa.

Selasa, 13 Maret 2012

cerpen

Arti Sebuah Pilihan




“Mamaaaaa.......Mamaaa.....jangan pergi Maaaa......tunggu lyla !!”. Dengan tersentak, lyla tersadarkan dari mimpi nya. Jantungnya berdetak dengan cepatnya. Ya dalam beberapa hari belakangan ini wajah mama nya sering sekali muncul mimpi nya itu. “ huufft!! ohh.....ternyata hanya mimpi” pikirnya dalam hati. Keringat tampak mulai membasahi kening lyla. Dia hanya termenung, Nampak sekali ada kesedihan yang cukup mendalam, sejak lyla di tinggalkan oleh mama nya tercinta beberapa tahun yang lalu. Setelah mama nya meninggal kehidupan nya berubah drastis. Sedangkan papa nya setelah perusahaan tempat kerjanya bangkrut kini menjadi pengagguran dan sering mabuk-mabukkan dan menjadi orang yang pemarah. Sering kali pula lyla bertengkar dengan papa nya itu. Lyla merupakan anak tunggal dalam keluarga nya. Jadi tampak jelas betapa sepi nya hidup lyla. “Maaa...kenapa sih harus tinggalin lyla sendiri?? lyla kangen banget ma Mama, lyla ingin sekali ketemu maaaa


!!”tanya lyla dalam hati. Airmatanya tampak membasahi kedua bola mata indah yang mulai berkaca – kaca itu. “Hiks...hiks...kenapa mama begitu cepat ninggalin lyla sih??. lyla kembali termenung tak habis pikir. Pikiran nya sangat kacau malam ini karena hampir setiap hari selalu bertengkar dengan papa nya, akibat kebiasaan mabuk nya itu.


Sesaat kemudian ia pun membaringkan kembali tubuhnya di tempat tidur. “besok aku ada janji sama rino. Aku harus cepat - cepat tidur dan bangun pagi-pagi”. Semoga esok pagi ada khabar gembira buat ku”. Pikir lyla dengan penuh harap. Tangan nya kemudian mengusap airmata yang tersisa di pipi nya. Sesaat kemudian lyla sudah kembali tertidur lelap. Meskipun pikirannya masih menerawang jauh di antara kegelapan malam.

********

“Duk,,duk,,duk,,duk”. Suara keras dari balik pintu membangunkan lyla dari tidur nya. Dari balik jendela tampak sinar matahari sudah mulai muncul. lyla lalu mengusap mata nya yang masih mengantuk. Sesaat kemudian terdengar lagi suara gedoran dari balik pintu di ikuti suara kasar. “duk..duk..duk. Lil buka pintunya!! papah mau bicara sama kamu!!. bentak papah dari balik pintu.
“cepetan buka pintu nya!! atau papa dobrak nih!”kata papa yang sudah mulai mengeluarkan kata – kata ancaman. Lyla segera membenahi pakaiannya. Sebelum membuka pintu, lyla menarik nafas dalam-dalam supaya pikirannya tenang sejenak.


Lalu pintu itu terbuka. Dari balik pintu terlihat wajah papa yang tampak marah sekali. Nafasnya mengendus-endus tanda emosinya sudah memuncak. “kamu sengaja Yaa tidak membukakan pintu kamar!! Kamu mau melawan papa Haaahh!!. bentak papa pada lyla sambil tangan kanan nya yang mulai terangkat.


“Tampar aja Pah! Lyla dah siap kok” kalau papah masih belum puas dengan yang semalam” jawab lyla dengan lantang. Matanya dengan tajam menatap papa nya yang kian emosi mendengar jawaban dari lyla.


“Papa butuh uang buat beli minuman!” bentak papa. Tangannya kemudian di turunkannya kembali. “Lyla lagi ga punya uang pah. Lagian....kan kemarin-kemarin uang baru aja lyla kasih ke papa”. Jawab lyla sedikit menahan emosinya karena sudah capek bertengkar dengan papa nya setiap saat.
“Udah habis,” jawabnya singkat.


“Jangan bohong kamu !!Cepetannnn! Mana duitnya!”. Bentak papa lagi yang sudah sangat tidak sabar.
“ Beneran nggak ada pah! Periksa aja dompet dan kamar lyla kalau ngak percaya !!” sambil tangan lyla menadahkan tangannya mempersilahkan papa nya memeriksa kamar lyla. Papanya lalu mendorong tubuh lyla dan masuk ke dalam kamarnya. Segala benda-benda yang dia temukan segera di lemparnya begitu saja. Dalam sekejap kamar itu pun menjadi berantakan tak beraturan. Lyla hanya terdiam melihat tingkah laku papa nya itu. Lyla mencoba untuk menahan airmatanya yang mulai keluar. Hati nya terasa sakit sekali melihat papa nya yang tak seperti dulu lagi.
“Mana dompet kamu!!” tanya papa dengan kesalnya.


“ itu di atas meja belajar lyla” jawab lyla singkat saja. Papa langsung beranjak dari tempat tidur menuju meja yang di tunjuk oleh lyla. Di ambilnya dompet itu, semua isinya dia keluarkan. Didalam nya hanya di temukan selembar uang 10 ribuan saja.


“ Cuma segini aja!! jangan bohong kamu!. Mana yang lainya berikan pada papa !!” dengan nada penuh ancaman ke lyla. Lyla hanya menggelengkan kepalanya tanpa berkata sepatah kata pun. “awas yaa...!! kalau papa temukan selain ini tau rasa kamu! Jawabnya singkat sambil matanya terus memperhatikan seluruh kamar lyla. Tak berapa lama pun akhirnya dia pergi begitu saja meninggalkan lyla seorang diri. Seketika itu pun airmata turun dengan derasnya membasahi kedua pipi lyla. Tubuhnya terasa lemas sekali dan akhirnya terjatuh. Lyla duduk bersandarkan titian di tempat tidur, dengan pikiran yang kacau.


“ Maaaa....huuu...huuu..huu.. sampai kapan harus seperti ini terus.” Lyla udah nggak tahan lagi maaa..” jawab lyla dengan suara surau nya. Tapi hanya angin sepi yang berhembus menghampirinya.

********


Suasana taman siang ini keliatan sepi sekali. Padahal hari ini adalah hari minggu, tidak seperti biasanya. “ mungkin karena cuaca mendung kali yaa? Jadi sepi gini” pikir lyla yang terduduk di antara bangku taman. Mata nya menatap ke sana ke mari. Tampaknya dia menunggu seseorang. Ya lyla kebetulan siang ini ada janji dengan rino kekasihnya itu bertemu di taman. Tanpa sadar lyla terlarut dalam lamunan panjang. Entah apa yang dipikirkannya, hanya dia yang tahu. Dan “ Heyyy....melamun aja” diikuti rasa terkejut nya lyla yang tersadar dari lamunannya.


“ kamu mengagetkan aja rin...kemana saja kamu baru jam segini datang!! “ tanya lyla pada rino. “ sory tadi ada urusan kantor bentar....oh ya kamu sudah makan belum lil? Tanya rino mengubah topik pembicaraan. Wajah nya terlihat serius sesekali terkadang tersenyum pada lyla.
“ Ga rin...aku ga lapar” jawab lyla dengan suara berat. Wajah nya menunjukkan suasana yang sedang mengalami permasalahan yang amat sangat.


Tiba – tiba tangan rino memegang tangan lyla. Di eratnya tangan yang mungil dan lembut itu. “ kamu pasti habis bertengkar lagi dengan papa mu ya? Kamu yang sabar yaa....mungkin Tuhan sedang memberikan ujian buat kamu...pada akhirnya nanti pun Dia akan memberikan jalan yang terbaik buat kamu Lil” wajah lyla hanya tertunduk mendengar nasehat dari rino. Tak ada sepatah kata pun yang terucap dari mulut nya. Rino terus menatap lyla dengan penuh senyum berharap sang kekasihnya menemukan kembali semangatnya yang hampir habis.


Beberapa saat keduanya hanya bisa terdiam. Lalu rino mengeluarkan sesuatu dari dalam saku celananya. Sebuah amplop berwarna coklat dia sodorkan kepada lyla. “ nih ambil kalau kamu butuh” jawab rino. Lyla hanya tertegun melihatnya, lalu di terima nya amplop itu dengan kedua tangannya. “ maafkan aku rin kalau sudah merepotkan kamu...aku janji kok kalau sudah punya uang pasti aku ganti “ jawab lyla. Rino hanya mengangguk sambil tersenyum.


“ udah ga usah di pikirin cara bayarnya...kapan – kapan aja ga apa – apa kok, lagian aku juga ikhlas ngasih nya ke kamu”
Tampak binar mata nya memandang wajah rino dengan pekat. Senyum dan kesedihan menjadi satu dalam diri lyla. Di satu sisi ia merasa tak enak hati karena telah merepotkan kekasihna itu, tetapi di lain sisi ia tak punya pilihan lagi.
“ heyy...kenapa diam!!” tangan lembut rino menepuk bahu lyla dan matanya memandang lyla penuh senyum.


“ sekali lagi terima kasih ya rin. Aku janji kalau sudah punya uang akan ku bayar segera”. Setelah itu kedua insan manusia yang sedang di mabuk asmara itu hanya terdiam membisu menemani awan yg kian gelap. Dan hari pun semakin sore.

**********

“Dari mana saja kamu!!” wajah nya tampak penuh amarah memandang lyla. Lyla hanya menoleh sebentar lalu tampak acuh membiarkan begitu saja sesosok pria separuh baya yang adalah papa nya sendiri dan lalu melangkah menuju kamarnya.
Melihat tingkah laku lyla membuat amarahnya semakin memuncak di hampiri nya anak semata wayangnya itu, lalu tiba – tiba.


“ awww....sakit pah!!! di tariknya rambut lyla yang panjang sebahu itu dengan kuat oleh si papa. Lyla hanya bisa meringis menahan sakit. Lalu di ambilnya dengan paksa tas lyla.
Wajah nya berubah gembira saat ia menemukan sebuah amplop berisi uang pemberian rino dari dalam tas lyla.


Dengan sekejap lyla langsung menghampiri sang ayah tercinta dan berusaha merebut nya kembali. Dan “plakkkk” sebuah tamparan yang kuat mengenai pipi lyla. Lyla terjatuh, akan tetapi tangannya masih sempat meraih kaki sang papa untuk menahan nya yang hendak pergi.
“jangan pa itu lyla pinjam dari rino” pinta lyla dengan sangat.


“perduli setan!! Mo dari rino kek, dari siapa kek papa ga perduli” jawab papa dengan lantang.
“ hahaha akhir nya malam ini papa bisa minum sepuasnya”
“pah... jangan di ambil pah!!! itu buat kehidupan kita sehari – hari !!”
Lyla memegang erat kaki papa nya dan memohon dengan sangat. Memohon agar papa lyla mengurungkan niatnya itu. Akan tetapi, dengan tanpa pikir panjang lalu di dorongnya tubuh lyla hingga akhirnya ia tersungkur ke lantai.


“ kamu sama saja dengan mama mu itu, lebih baik kamu susul saja mama mu itu ke akherat!!!”
dengan tawa nya yang keras akhirnya ia pergi begitu saja meninggalkan lyla. Akhirnya ia pun menangis. Dan ia tak bisa menahan emosi lagi dan “ papah jahattttt!!!!” teriak lyla dengan sekuat tenaga di ikuti keheningan malam yang datang.


********


Telepon di rumah rino tiba – tiba saja berdering, saat itu ia sudah mulai akan beranjak tidur. Lalu segera di angkatnya telp itu.
“ rin.....ini aku lyla” jawab lyla dengan suara yang berat.
“ooo kamu lil.......tumben malam – malam telp? Kamu kenapa lil ada masalah lagi dengan papa mu ya?” simpati rino mendengar suara yang tidak biasa nya dari lyla.
“ ga kok rin aku baik – baik aja, kamu tak usah khawatirkan aku.” jelas lyla, tetapi dalam hati tetap saja rino perduli dengan kekasihnya itu.


Keduanya sempat terdiam beberapa saat sebelum akhirnya lyla kembali membuka pembicaraan.
“rin.... terima kasih banyak yach karena selama ini, jika aku selalu punya masalah kamu pasti selalu suport aku. Aku nggak tau lagi harus ngomong apa lagi ke kamu selain kata – kata ini” jawab lyla yang sedari tadi airmata nya telah membasahi kedua mata indah nya.
“kamu bicara apa sich lil? Aku jujur nggak mengerti maksud kamu?” rino tampak bertanya – tanya dalam hati.


“ nggak kok rin....aku cuma pengen ngomong aja ke kamu” sambil menahan tangis dan kesedihan yg di alami saat ini.

Suara lyla tampak terbata – bata mengucapkan kata – kata yang membuat rino menjadi heran ada apa gerangan dengan sang kekasih hati nya itu. Suasana kembali hening saat keduanya hanya terdiam tanpa sepatah kata pun.
“ rin....aku....aku...sayang kamu...” tiba – tiba telepon langsung terputus begitu rino mendengar kata – kata sayang yang terucap dari mulut lyla.
Di cobanya kembali untuk menelpon balik tetapi tidak ada jawaban, tampaknya telp lyla telah non aktif. Rino jadi berfikir – pikir sendiri tentang lyla. Rasa khawatir dan cemas seakan menghantui perasaannya.
“ rin... maafkan aku yach” ucap lyla dalam hati saat menutup telp itu.

*******

Udara dingin mulai menyelimuti pagi ini. Dari kejauhan tampak sesosok tubuh yang berjalan gontai menuju rumah lyla. Ya dia adalah papa nya lyla yang sedari malam tidak pulang, tampak berjalan dalam keadaan mabuk berat. Dia berjalan memasuki rumah itu tanpa berkata apapun. Matanya sayu berusaha menuju pintu kamar lyla.


“ duk...duk..duk..lil buka pintu nya!!!” seperti biasa kata-kata kasar sesekali keluar dari mulutnya.
Tetapi tidak ada jawaban dari dalam.
“lil!!! bukaaa!!!” suaranya mulai meninggi.
Emosinya seketika timbul, di buka nya pintu itu dengan sangat keras hingga menimbulkan suara “brakkk” akhirnya pintu terbuka. Suasana kamar gelap sekali.


“Lil dimana kamu !!jangan sembunyi jawabbb !” teriak papa saat memasuki kamar lyla. Dan tiba-tiba......raut wajah nya berubah seketika, sorot mata nya tertuju pada sudut ruangan. Disitu terlihat sesosok tubuh yang tergeletak lemas hampir tak bernyawa. Ia mendekati nya dengan perlahan di pandanginya sesosok tubuh itu yang ternyata adalah lyla putri satu-satu nya itu. Seketika emosi yang tadi nya memuncak berubah, badannya kelihatan kegetaran dan tak bisa bergerak sedikit pun.


“ li....lil....lyla” jawabnya dengan suara terbata-bata. Terduduk lah ia sambil memegang tangan dan wajah putrinya itu.
Sambil meneteskan airmata “ Lil ! Lil ! Bangun Lil.... Ini papa !!” di gerak – gerakkannya tubuh lyla tapi tidak ada jawaban.
Sekujur tubuh lyla bersimbah dengan darah yang keluar dari lengan tangan kirinya. Darah segar mengalir membasahi lantai kamar.
“li...lil.....bangun lil... Jangan pergi...” pinta papa dengan suara bergetar.




“ akhhhhhhhhhh...” di pukulnya lantai kamar beberapa kali sebagai tanda sebuah penyesalan yang amat sangat.
“ papa yang salah lil !! papa yang salah !!....seharusnya....seharusnya....” sesal nya tanpa bisa menjelaskan lebih panjang. Di benamkan wajahnya ke tubuh lyla, terdengar suarta tangis tiada henti di ucapkannya.
“ lil !! bangun lil !! jangan Tinggalkan Papa mu ini sendirian !!” tak habis – habisnya ia berkata tak karuan.


Tiba – tiba sesosok bayangan bergerak memegang nya. Papa lyla tampak kaget begitu tahu bahwa ternyata tangan lyla membelai rambutnya. Di lihatnya wajah lyla yang tengah sekarat itu terlihat tersenyum kepadanya. Antara senang dan sedih yang bercampur menjadi satu di dibelai nya wajah lyla.



“pa......pa........papah.....ga.....salah...kok” terucap kata – kata surau dari mulut lyla. Matanya hanya bisa memandangi wajah papa nya dengan tersenyum.
“ li.....li....lyla......kangen......sama.....mama”li....lyla.....ingin.....ketemu......sa...sama.....mama....pah”
jawab lyla dengan suara terbata – bata.
“ iya lil....papa yang salah...semua karena salah papa....”
“Ngg.....nggak.....pa....pa....papa....nggak.....salah kok”


“papa.....adalah....orang....yang....penuh tanggung jawab.....pada mama....dan juga....lyla”. Lyla......mau.....papa......seperti...du...dulu....lagi”.
Dengan mata yang berbinar-binar sambil memegang erat tangan lyla “ lil !! papa janji....mulai hari ini papa akan berubah !!! ya berubah demi kamu putri kecil ku !!”


“ I....iya.....lyla....percaya kok” jawab lyla yang terlihat pucat. “ iya papa janji !!! papa janji !! kita mulai lagi kehidupan ini dari awal yach”. Mulai besok ! Papa akan cari kerja, buat menghidupi kebutuhan sehari-hari kita lil !!”.



Lyla hanya tersenyum mendengar perkataan dari sang papa. Sesekali airmatanya mengalir membasahi pipinya. Lyla terlihat sangat bahagia melihat perubahan drastis dari papa nya itu. Ia sekan melihat sesosok pria yang ia kenal dulu sebelum mama nya meninggal.
“ pah...ja..jaga......diri....papa....baik-baik....yach..” seketika suara lyla terhenti, kesadarannya tiba – tiba hilang, tangan yang sedari tadi memegang pun lemas seketika.
“ Tidakkkkkkkkkkkkkkkk......lylaaaaaaaa !!!!!”

*******




“rin....rin...ini aku maya !!!!” jawab maya dengan tergesa -gesa.
“ada apa may ?? kok keliatan nya penting banget sampai pagi-pagi telp aku” jawab rino dengan terheran – heran.
“lil.....lyla rin !! lyla rin !!” hanya itu kata-kata yang terucap dari maya.
“ lyla kenapa may ?? jawab yang jelas dunk” jawab rino menjadi penasaran apa yang terjadi.
“lyla......lyla meninggal rin !! lyla meninggal !! jelas maya pada rino.


Bagai petir menyambar tubuh nya di pagi hari. Rino tak kuasa menahan gejolak dalam diri nya. Tubuhnya langsung lemas mendengar perkataan dari maya. Telp yang di pegangnya sedari tadi terlepas menghempas lantai. Kekhawatiran yang menjadi kenyataan, ia pun langsung terduduk di lantai di ikuti tangis dan sebuah penyesalan yang amat dalam mendengar berita kematian lyla.
“Rin ! Rin ! Kamu tidak apa – apa kan ? “ tanya maya berulang – ulang kali di balik telp.


Segera di ambilnya telp itu “ aku nggak apa – apa kok may...” kali ini suara rino terdengar surau tanda ia sangat terpukul sekali dengan apa yang menimpa diri nya.
Dengan bergegas segera ia menuju rumah lyla di temani oleh maya yang juga menjadi teman baik nya dan lyla.

******




Suasana pemakaman sedikit demi sedikit mulai di tinggal kan oleh para pelayat yang sedari tadi ikut menemani. Cuaca terlihat mendung tanda bahwa sebentar lagi akan datang hujan.
“ rin..... aku tunggu di mobil ya !! kamu yang tabah..... mungkin tuhan punya jalan sendiri buat lyla. Semoga ia tenang di alam sana” jelas maya memberi semangat pada rino.
“ iya may.... makasih ya” jawab rino.


Setelah itu maya meninggalkan rino seorang diri. Didekati nya gundukan tanah yang masih merah dan di taburi bunga itu. Terlihat papa lyla duduk dengan tangan memegang erat batu nisan yang tertulis nama lyla.


Rino mendekatinya dan duduk berada di samping pria separuh baya itu. “ oom....rino turut berduka cita atas meninngalnya lyla”. Lyla orang yang tegar dalam menghadapi masalah dan rino sangat sayang sekali sama lyla”. Rino ikut sedih atas kematian lyla” jelas rino dengan suara lirih.
Papa nya lyla pun menoleh dengan di ikuti senyuman ke arah rino. Di tepuk nya pundak rino dengan tangannya.


“ sama – sama nak rin.....lyla pasti juga sangat sayang sama kamu “. seharusnya oom yang berada di dalam kuburan ini bukan lyla....hiks...hiksss...” sesal nya sambil memegang erat batu nisan itu.
Lalu ia mengeluarkan sesuatu dari saku kemeja hitam nya itu. “ ini kata -kata terakhir yang sepertinya di tulis oleh lyla sebelum meninggal, mungkin ini di tujukan buat kamu rin.....terimalah”.


Di serahkannya sepucuk kertas putih itu kepada rino. Sesaat kemudian ia berdiri dan melangkahkan diri meninggalkan rino, tampak dari kejauhan suara isak tangis nya terdengar tiada henti.

******



Titik – titik air sedikit demi sedikit jatuh ke atas bumi. Nampak nya hujan akan segera turun. Rino masih saja terpaku dengan kenyataan ini, di pandangi nya batu nisan itu oleh rino, di peganginya erat - erat. Terkadang ia pun mencium nya sesekali. “ seandai nya malam itu aku ada di sana.....aku.....aku pasti tidak akan biarkan hal ini terjadi lil !!” sebuah ungkapan dalam hati yang terucap dari mulut rino.
Lalu di bukanya sepucuk kertas yang di berikan oleh papa lyla kepadanya itu dan ia pun membacanya.

“dear rino....maafkan aku yach kalau aku tidak bisa menjadi yang terbaik buat kamu. Kamu pasti marah atas tindakan yang aku lakukan ini. Tapi !! tapi !! aku nggak punya pilihan lain rin. Aku sudah bosan dengan kehidupan ku ini. Aku ingin sekali bisa bebas!! lepas layaknya merpati putih di angkasa. Aku ingin menjadi seperti malaikat yang tak pernah mempunyai beban sama sekali. Meskipun aku tahu bahwa tindakan yang aku lakukan ini mungkin salah menurut mu. 

Rin....selama ini kamu telah banyak membantu aku, di saat aku sedih dan di saat aku senang kamu selalu berada di sisiku. Aku senang sekali rin, kamu sudah memberikan warna dalam dunia ku.....mudah – mudahan kamu mau memaafkan aku. Jujur dalam hati ku, aku sayang sekali sama kamu. Kamu jaga diri baik – baik yach. Mungkin suatu saat nanti kita akan di pertemukan kembali. Yaaaa....suatu saat nanti, dan aku pasti akan menunggu hari itu tiba !!”. luv lyla.


Bergetar hati rino membaca surat itu. Airmata nya menetes membasahi kertas itu. Dengan sekejap di peluknya gundukan tanah tempat bersemayamnya lyla. Di genggamnya erat – erat, seakan – akan lyla lah yang ia dekap.
“ lil.....bodoh kamu....hiks...hiks....kenapa kamu lakukan hal bodoh ini !!”. kamu pasti sadar bahwa perbuatan mu ini tidak akan menyelesaikan permasalahan yang kamu hadapi.... benar kan lil !!” sesal rino dengan tangan memukul – mukulkan ke tanah.


“ percuma aku menangis.... percuma aku menyesali ini semua....semua ini tidak akan mengembalikan kamu lagi”
“lil aku janji !! aku juga akan menunggu hari itu..... dan sampai kapan pun cinta ku ini tak akan pernah pudar”


“ yaaa....semoga kamu tenang di alam sana” rino mengakhiri pembicaraannya dan berdiri perlahan meninggalkan lyla seorang diri di lubang yang gelap itu. Dan akhirna hujan pun turun mengiringi kepergian rino

cerpen

PACAR BOONGAN 



      “Pokoknya sebelum kamu lulus SMA tahun ini,kamu harus segera punya pacar”kata mamah tegas pada Ega.

      “ahh…mamah,nggak bisa gitu dong,,Egakan sebentar lagi ujian,masa Ega harus nyari cowo dalam waktu sesingkat itu..lagian Ega belum mau pacaran maa…”Kata Ega balik tegas sama mamahnya,udah berulang kali mamah Ega meminta Ega untuk mencari Pacar,karena Umur Ega sudah cukup Matang untuk mendapatkan seorang Pacar,tapi Ega nggak pernah mau,karena bagi dia,Pacaran bukan suatu hal yang penting,bagi Ega pacaran saat ini juga belum merupakan kewajibannya,ia masih ingin merasakan masa-masa sendirinya tanpa diribetin sama urusan yang namanya cowo.

      Ega bingung harus ngasih pengertian sama mamahnya dengan cara apa,nggak jarang juga mamah Ega menggretak Ega”kalau kamu nggak bisa bawain pacar disaat kamu lulus tahun ini,mamah akan jodohin kamu sama Rafli…”Ega bner ogah sama yang namanya dijodoh-jodohin,apa lagi sama orang se-trouble Rafli,yang bisanya nyusahin dan nyari masalah..
      “Liat nanti aja deh maa…”Kata Ega langsung ngeloyor pergi


      “Ega,,,mama belum selesai ngomong sama kamu..”Kata mamah stengah berteriak.
                    ***
      “gue bingung ko,harus ngasih tau nyokab dengan cara apa lagi,nyokab slalu maksa gue buat nyari pacar,padahal cari pacar sekarang nggak penting…”Kata Ega curhat pada Diko,sahabatnya
      Diko merapatkan dirinya ke dekat Ega”Gue tahu prasaan lo ga,mungkin nyokab lo nggak mau lo terlalu lama sendiri,apa lagi lo dari dulu belom pernah punya pacarkan,jadi wajar kali nyokab lo nyuruh lo buat nyari pacar,umur lokan udah 17tahun”Jelas Diko panjang lebar.
      “Tapi nggak logis ah,ko,cara nyokab gue nyuruh begitu,gue belum mau pacaran kenapa harus dipaksa-paksain gitu..”Kata Ega

      “hmm..nyokab lo takut lo nggak laku kali..”Kata Diko spontan,seketika bikin Ega lirik sinis kearahnya.

      “hah…sejelek itukah gue?separah itukah?sampai nyokab takut gue nggak laku kalau gue nggak pacaran sekarang”Kata Ega berapi-api”nanti kalau ada saatnya gue juga pasti nyari pacar,,tapi nggak sekarang,lagian umur gue juga masih 17tahun,masih muda kali….”
      “ya..sorry,,,”Kata Diko,tiba-tiba ide cemerlang terlintas dipikiran Diko”Ga,,gue ada ide nih…”


      “Apa ko??”Kemudian Diko membisikkan sesuatu pada Ega”Hah??Pacar boongan?”
      “Iya…”Diko mengangguk mantap”lo nggak mau pacaran dulukan?tapi lo mau nyokab lo berhenti maksa-maksain lo kan?itu cara yang jitu ga,,,didepan nyokab lo pura-pura pcaran sama dia,tapi dibelakang nyokab lo,lo tetep tmenan…”


      “wah,boleh tuh ide lo,,tapi siapa yang mau jadi korbannya?”tanaya Ega bingung.
      “iya juga ya…”Diko ikut berpikir,seketika Ega melirik Diko dengan senyum dengan gerakan muka mengisyaratkan gue tahu”kenapa lo liatin gue gitu?”
      “hehehe,,,gue tahu orangnya siapa…”Kta Ega
      “Siapa Ga?”Tanya diko penasaran
      “Elo…”spontan Ega menunjuk Diko
      “Gue??knapa harus gue?”tanay Diko bingung


      “Karena Cuma lo yang bisa bantuin gue..”Kata Ega tersenyum puas”maukan lo,jadi pacar boongan gue?”
      Diko menggaruk kepalanya,bingung,akhirnya..”Yaudah deh,gue mau…”
      “ahh Diko,,thanks ya,emang Pacar boongan gue yang terbaik…”Kata Ega reflek memeluk Diko,”uhmhzz..maaf…”
      “ya,nggak apa-apa..”Kata Diko senyum
      “Yaudah,jangan lupa ya nanti kerumah gue,lo nanti bakal gue kenalin sama nyokab gue,,jangan lupa ya sayang…”kata Ega langsung ngeloyor Pergi meninggalkan Diko.
                    ***
     
 Siang hari,Diko dan Ega pulang bersama


      Saat sampai dirumah,terlihat mamah yang sedang duduk diteras,Ega langsung berlari kecil dan menghampiri mamanya,dan diikuti Diko yang berada dibelakangnya
      “Maa..liat deh,Ega bawa Pacar Ega..”Kata Ega dengan senyum,mamahnya langsung bangkit dari duduknya.
      “ini Pacar kamu Ega?”Tanya mamah,danEga mengangguk mantap
      “oh ya kenalin maa,ini Diko..”Kta Ega ,memperkenalkan Diko.

      “siang tante,saya Diko..”Kata Diko sambil menyalimi mamahnya Ega Ramah,kemudian disambut Ramah oleh mamahnya Ega,lalu mamah Ega mempersilahkan keduanya duduk
      “ngomong-ngomong,kalian kapan jadian…?”Tanya mamahnya Ega membuka percakapan…
      “Ehmm…baru juga tadi tante”kata Diko sedikit gugup


      “oh,ehm..orang tua kamu kerja Dimana?”Tanya mamah Ega kembali
      “Kalau mamah di boutique didaerah Jakarta selatan,kalau papah jadi dokter gigi,di rumah sakit Medistra”Kata Diko mantap.
      “oh,,ehm..tante masuk dulu ya,mau minum apa?”
      “nggak usah repot-repot tante..”Kta Diko menolak Ramah

      “ah,tante nggak repot kok..yasudah tante buatkan minum dulu ya..”kata mamahnya Ega sabil berlalu.
      “Ga,nyokab lo baik banget yaa,,asikk bangett punya nyokab kaya begitu”kata Diko memuji mamahnya Ega,Diko begitu menikmati rumah Ega yang adem dan banyak tanaman anggrek.Ega tersentak kaget mendengar pengakuan Diko barusan.

      “hekk…lo bilang asik punya nyokab kaya gitu?heh,kalau nyokab gue asik,gue ga mungkin disuruh buat nyari pacar,sampai lo harus jadi korban pacar boongan gue”kata Ega panjang lebar.nggak lama mamahnya Ega kembali membawa tiga gelas sirup yang segar.
      “Silakan diminum Diko…”kata Mamahnya Ega ramah

      “aduh,tante jadi ngerepotin nihh….”Kata Diko berlaga malu(malu-malu tapi mau)
      “nggakk kok,diminum dong…”kata mamah Ega ramah sambil mengedarkan senyuman pada Diko dan Ega,lalu mamah Ega melirik jam tangannya”oya,tante jadi lupa,hari ini ada  arisan,tante tinggal dulu ya Diko…”nggak lama mamah Ega beranjak pergi,akhirnya Ega bisa terlepas dari adegan pura-pura mesranya bersama Diko,lalu Ega melirik Diko yang begitu menikmati duduk tepat disampingnya.


      “Dik,,uda nggak ada nyokab gue…”Ega mengingatkan Diko,Diko langsung melirik,dengan tatapan senyum nakal gue-udah-pw-neh,lalu Ega menatap Diko dengan mata Garang,dan siap melempar Diko bantal sofa”Lo pindah nggak,apa gue lempar…”Diko langsung loncat dan pindah ke bangku disampingnya,sesaat terjadii keheningan,nggak ada yang berbicara diantara keduanya.


      “rumah lo sepi banget,Ga…pada kemana?”Diko memecah keheningan,pertanyaannya begitu basi.
      “mana gue tahu,tadikan dirumah tinggal 1makhluk,yaitu nyokab gue yang pergi arisan,kalau yang lain nggak tau deh..”kata Ega santai,lalu mulut Diko membulat,kemudian terjadi kembali keheningan,sampai akhirnya suatu suara klakson mobil mengagetkan keduanya,Ega langsung berlari menuju pagar,dan membukakan pagar untuk seorang yang sedari tadi mengklakson mobilnya,yang ternyata itu kak.Egi yang pulang dari kuliah.


      “lo ngelamun ya,apa kuping lo kesumbat kapas,,gue dari tadi klakson mobil,lo kaga nongol-nongol…”kata kak.Egi kesal setelah memasukan mobilnya dalam garasi,lalu kak.Egi melirik Diko,dan Diko tersenyum”oh,jadi lo pacaran,jadi kaga kedengeran ,pantesan ajah..”
      “ett dah lo kak,siapa yang pacaran…”


      “udah,nggak usah ditutupin,akhirnya laku juga lo..hahaha…”kata kak.Egi meledek adiknya,nggak lama pluukk…..”adooww…”
      “makannya kalau ngomong dijaga,,,sembarangan banget lo ngomong,emangnya gue barang bekas apa…”kata Ega puas setelah menyerang kak.Egi dengan sandal high heels mamahnya,yang lumayan bisa bikin kepala memar*sadiiss*
      Diko yang melihat adegan ribut singkat antara kakak beradik itu hanya bisa terkekeh,lalu Ega kembali duduk di sofa teras bersama Diko

      “wah,parah lo,kakak lo sendiri ditimpuk bgituan..”Kata Diko
      Ega tertawa puas”hahaha..bodo,lagian tuh orang ngomong sembarangan,emangnya gue barang bekas yang nggak laku-laku apa…”

      “lah,emang iya kan…”Diko spontan,seketika mata garang Ega kembali terlihat,dan siap menimpuk Diko dengan high heels mamahnya yang sebelah,Diko pun tersenyum dan nyengir”PEACE…yakh,,bercanda kok…”


      Tanpa terasa jam sudah menunjukkan pukul 05.00,Dikopun pamit pulang,lalu Ega mengantarkannya sampai pagar”eh,jangan kapok ya,kalau main kerumah gue,,terutama sama nyokab,dan adegan rebut gue sama kak.Egi tadi”
      “iya,,tenang ajah,malah seru kali,ngelihat pertandingan langka gratis..hhe…”kata Diko yang mukanya telah berada dibalik helm,lalu Dikopun menancap gas motornya,kemudian Ega kembali kerumah.
                                          ***
      Udah hampir 3bulan Diko menyandang status sebagai pacar bohongan Ega,sejak itu juga kelakuan mamah pada Ega berubah,mamah jadi lebih perhatian sama Ega,mamah juga lebih sering tersenyum,apa yang dia lakukan selalu disertai senyuman,dan tak jarang juga Diko selalu diajak mahnya Ega untuk pergi jalan-jalan,ke arisannyapun Diko bersama Ega diajak,untuk menunjukkan pada rekan arisannya kalau Ega memiliki pacar,tapi untuk Ega ini sangat menyiksa,dia terpaksa membohongi mamahnya,demi bahagia mamahnya,dia juga ga mau selalu dipaksakan untuk segera memiliki pacar.


      Malam yang begitu tenang,semilir angin menemani kesendirian Ega yang tengah duduk merenung diteras,nggak lama tiba-tiba dia terpikir kelakuannya yang udah membohongi mamahnya,demi untuk membahagiakan mamahnya yang menginginkan dirinya memiliki pacar,laluEga mendongakkan kepalanya keatas langit,ia pun mulai curhat kepada bintang-bintang yang hanya Nampak sedikit dan tidak begitu terang”gue terkesan jahat banget sama mamah,udah bohongin mamah,tapi gue juga nggak mau buat mamah kecewa,gue juga ga mau dipaksain untuk memiliki pacar,gue belum mau pacaran,apa lagi kalau sampai dijodoh-jodohin,gue harus gimana???”tanpa terasa air mata Ega telah mengalir,rasa penyesalan memenuhi perasaannya.
      “kamu harus akhiri semua ini,Ega…”Ega tersentak kaget mendengar suara itu,suara itu amat dikenal Ega,saat Ega menoleh,rupanya suara itu,suara mamahnya


      “mamah…”Ega langsung menghapus airmatanya”sejak kapan mamah disini?”
      “sejak tadi,mamah udah mendengar semuanya sayang..”kata mamahnya menghampiri Ega,Egapun memeluk mamahnya


      “mah,,maafin Ega,ega udah bohong sama mamah,,Ega Cuma nggak mau mamah terus memaksa aku…”Egapun histeris dipelukan mamahnya


      “mamah tau sayang,maafin mamah udah egois sama kamu,harusnya mamah mengerti keinginan kamu,dan harusnya mamah bangga punya anak seperti kamu,dan tidak memaksakan kamu untuk memiliki pacar..”kata mamahnya Ega,suaranya terdengar bergetar,dan nggak lama,air matanyapun jatuh juga ,,merekapun berpelukan,nggak lama sebuah suara mengagetkan keduanya dan keduanya segera meepaskan pelukan dan menghapus air matanya.


      “Ega sayang,,,ayo malam mingguan…”kata Diko,lalu Egad an mamahnya tertawa geli,.Diko nggak ngerti,mengapa mereka jadi tertawa.
      “Diko,drama sudah berakhir…,kamu udah nggak perlu jadi pacar bohongannya Ega”kata mamahnya Ega yang masih menahan tawa,Diko jadi tertunduk malu,mukanya memerah menahan malu

Senin, 12 Maret 2012

she is you 1


She is you
@teguhsithchin

“after i look u, i love u” itu lah yang sering aku alami saat ini, dan aneh nya aku belum pernah memiliki pacar, nama ku omy s. Hakim tapi aku lebih di kenal dengan panggilan ‘’osha’’, aku memang mudah jatuh cinta dengan seorang wanita tapi entah mengapa aku selalu di tolak, mungkin itu karna tak ada seorang wanita yang mau dengan tampang ku yang sedikit pas-pasan, tapi aku punya sedikit trik untuk lebih terlihat tampan, yaitu berkumpul dengan orang-orang yang ngag lebih tampan dari aku, kadang cara itu memang ngag begitu menguntungkan soal mereka rata-rata sudah punya pacar,
***
“Tilulit-tilulit” ahh,, hp ku pagi-pagi udah bunyi, tumben nih,,
”halo”-                 
“os, kmu jadi ikut gag?”
-“ne sapa?”-
“sari, kamu jadi ikut ke pantai gag, ne anak-anak udah pada ngumpul,?”-
“pantai??, eh iya! Aku lupa yaudah tungguin bentar ya??-
“yadah cepet”
                Wah, pagi-pagi udah di telfon sari. Ini hari keberuntungan ne, , gw langsung mandi pakek baju dan pergi..
Sampe di sekolah ternyata Cuma ada sari sendirian, “sar, yang laen pada kemana?”-
“belum pada dateng sha, he.he,”-
“tadi bhongin aku ya?”- “iya”-
“uh, dasar,emang ne jam brapa?”-
“jam 6, masih dua jam lagi ko brangkatnya, mobil nya aja belom dateng”-“!!”
,(hehehe ,,ne bener-bener hari keberuntungan gw ne) , -
“terus knpa, aq suruh kesini”-
“nemenin aq, tadi aku brangkat ke pagian”
                Lucky day, ini kayak d mimpi, padahal gw gag pernah mimpi kayak gini, oh tuhan, ini kah petunjuk bagi hamba mu yang belum pernah pacaran ini.. haha,  tapi gw rasa sari lebih cocok jadi temen dari pada buat pacar, emang sih dia itu cantik, baik, ramah, lucu. Eh iya gw blum ngenalin siapa itu sari , ,
                Dulu waktu gw baru masuk SMA , waktu itu pas gw lagi di OSPEK dan dihukum d suruh lari sekenceng-kencengnya muterin  lapangan upacara tiba-tiba ada yang nyalip gw dari samping kanan gw. Sumpah gw kira tu sapa, karna penasaran gw ikutin tu cewek. Akhirnya bisa gw ikutin, dia masuk ke ruangan di pojok kantin sekolahan, gw juga masuk ke dalem ruangan itu tiba-tiba “plak-plak-plak!” sial gw masuk ke wc cewek, alhasil gw dapet cap tangan, masing-masing satu,, sampe d kelas udah istirahat, gwe pun cerita kejadian itu sama Pepeng  temen gw dari TK, dan gw pun Cuma d ketawain,, tapi waktu pulangnya si sari minta maaf ma gw, soalnya tadi udh nabokin gw,
 dan akhirnya kita pun kenalan dan jadi akrab banget karna kita satu kelas.  Gitu deh, gw kenalan sama cewek se cantik sari, berawal dari tamparan. Dari situ gw paham arti dari satu pepatah “bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”. Haha,,
Beberapa jam kemudian bus pun berjalan menuju pantai, dan gw udah sepakat dengan diri gw sndiri hari ini gw harus bisa dapetin sari. walaupun gw ngerasa dia lebih pantes jadi temen, tapi gw sadar , gw pasti akan ngesel kalo gw ngag nembak dia hari ini. Karna hari ini mungkin adalah hari terakhir gw ktemu ma dia, soalnya sekarang adalah studytour sehabis kelulusan, semuanya lulus, kecuali amir, kasihan amir, dia kecelakaan waktu ujian nasional. Jadi hari ini gw harus bisa ngungkapin perasaan gw ke sari, gw udah nunggu 2 tahun supaya bisa nembak sari soalnya kalo sekarang preman di sekolahan ngag bakal ketemu ma gw, hahaa,,
                Sepanjang perjalanan gw nyusun kata-kata buat ngungkapin perasaan gw, beruntung gw punya temen puitis, namanya Riki anak sos4, dia seneng banget kalo ada yang minta buatin yang beginian, dan riki pun gupek sendiri mraktekin cara nembak si sari, gw jadi tambah bingung, akhirnya gw dan riki dapet ide yang menurut gw romantis ,

jadi rencananya :
-          Gw beli kacamata, trus gw cat item kaca nya jadi gg keliatan apa-apa
-          Gw ajak sari beli kacamata. Kan banyak tu di pantai yang jualan kacamata
-          Trus gw suruh dia nyobain kacamata yang  udah gw siapin tadi,
-          Sari gg bisa liat apa-apa, terus waktu dia buka kacamata, gw udah bawa papan yang tulisan nya “ sari mo ngag jadi pacar gw”.
-          Terus 50% gw diterima, haha

Oke, bis udah nyampe di pantai, sampe disana gw langsung ke toko nyari papan, tapi berhubung gag ada papan kecil, jadi gw pake kardus aqua bekas, trus gw tulis pake spidol “sari mo gag jadi pacar gw” sesuai rencana, trus gw taro kardus cinta gw di tas, waktu mau nyari kacamata tiba-tiba panitia manggil peserta studytour,  ternyata kita di suruh makan dulu di tempat yang bisa di bilang “kantin”, gw langsung deketin sari, gw ngobrol-ngobrol ma dia sambil makan, tiba-tiba gw keselek itu memalukan banget, tapi gw malah di ambilin minum, trus minum sambil d pegangin gelas nya ma sari, gw gg nyangka gw tambah keselek, sari malah senyum(manis banget). Trus dia ketawa-ketawa kecil, trus kita bareng sampe mau jebur ke pantai, tapi sari gag bisa renang , jadi gw gag jadi jebur deh,, akhirnya gw maen-maenan air di pinggir pantai, trus gw izin ke toilet buat nyiapin kacamata cinta gw, hehe,
setelah gw nemuin kacamata yang cocok gw langsung ngecat kacanya, trus gw nitipin tu kacamata sama papan cinta gw, ke abang penjual kacamata,
ternyata sari nungguin gw di bawah pohon sambil foto-foto narsis gag jelas, waktu gw ngajakin dia jalan-jalan, gw di cuekin L .. tapi abis dia foto-foto gag jelas dia yang ngajakin gw jalan-jalan, kita jalan sambil ngobrol-ngobrol, terus ditengah pembicaraan gw nanya ma dia “sari lo udh punya pacar belom ?” ,,ngag lama kemudian dia jawab “belom, lo mau daftar? Hehe” ..”boleh”jawab gw,,
akhirnya kita nyampe d tempat penitipan papan cinta gw, terus gw ngajakin sari milih-milih kacamata(milih doang). “sar. Lo mau kacamata gag, buat kenang-kenangan dari gw..”  “boleh..” diapun sibuk milih kacamata, terus gw nyuruh dia nyobain kacamata cinta gw. “sar, yang ini lucu ni.. cobain geh” ,, “yang mana?”,, “ ni cobain..” .. waktu dia make kacamata gw ngambil papan cinta gw, trus gw tempelin di dada gw..
“gag keliatan apa-apa ne..”   trus waktu dia buka kacamata dia ngeliatin gw dngan aneh, terus dia bilang “ngapain lo bawa-bawa kardus ??” .. astaga kardus nya kebalik ,, trus gw balik kardusnya ,, dia baca sambil miring-miring ,gw baru sadar tulisannya kebalik, trus gw puter tu kardus sialan,, dia langsung kaget, abis baca kardus cinta gw..
“lo serius ?? “ Tanyanya..
Trus gw jawab “ini yang gw rasain, lo mau gag jadi pacar gw sar,??”
Dia pun loding, belagak mikir .. “eem, kalo gw nerima elo, apa yang lo lakuin buat gw..?”
“gw akan setia ma elo, selamanya ..”  ini jawaban yang udah gw pikir-pikir secara matang dengan
Riki, soal nya kalo gw bilang “gw akan teriakin nama elo di pantai” gw pasti gw di sangkain orang gila,,
“lo mau kan sar, jadi pacar gw ?”  
“iya gw mau, tapi lo harus janji bakal setia ma gw “
Yyeeaahh!! Gw di terima ..” iya gw janji “

                Di perjalanan pulang gw duduk ma PACAR gw , haha.. sesampe nya di sekolah jam menunujukan angka 06.20. gw pun nganterin sari pulang , di jalan gw mampir di Mcd kita makan malem berdua sambil suap-suapan, romantis banget 

*** BERSAMBUNG***

Minggu, 11 Maret 2012

Pacar gue dalam mimpi

PACAR GUE DALAM MIMPI
Cerpen Anggi (Ni Luh Putu Anggreni)

Mimpi??? Itu hal yang sudah tidak asing lagi buat kita, dari mimpi tersebut terkadang kita mendapatkan sebuah pertanda baik maupun buruk. Tapi tidak jarang juga orang-orang mengganggap mimpi itu hanya bunga tidur. So mari kita baca cerpen menarik ini, tentang MIMPI dan CINTA SEJATI.

“hey mon,, lu udah denger kabar tentang si Rehan?? Katanya dia sekarang pacaran sama adik kelas kita. Lx ga salah namanya Sintha” selidik Nina kepada Mona yang dari tadi terlihat asik memainkan Gitarnya.
“ga penting,” jawab Mona singkat tanpa mengalihkan pandangannya dari buku kunci yang dari tadi di pelajarinya
“hheeeellllooooo,,,,, lu kan fans beratnya si Rehan jadi lu mestinya tahu dunk apa berita terupdate dari Rehan?”
“ itu dulu nin, sekarang w udah kaga peduli dengan gelagat sok playboy tu orang, lagian lx di pikir-pikir masih banyak cowok yang lebih ganteng dari dia,, contohnya seperti Richie Five Minutes,, hahahahhahaha” mona menggelitik Nina yang dari tadi terlihat sok serius.
“monaa….. geliiii….. hahahhahaha,,,,   eh lu udah dapat obat buat nyembuhin insomnia lu  itu?? Lx dibiarin gitu aja nanti lu malah nambah gendut nih, hahaha” ledek mona sambil megang pipi mona yang tambah cubby.
“belum nin,, iya sih bener kata lu, w tadi baca di internet kalau terlalu banyak begadang kita bakal mudah gendut, tapi ya sudahlah jalani ajah, toh dari dulu juga w tetep aja masih kayak gini cubby.”

Mona merebahkan tubuhnya di tempat tidur kesayangannya. Tanpa disadari malah tertidur pulas. Nina yang melihatnya langsung menggeleng-gelengkan kepalanya.

Entah kenapa semenjak Mona menginjak usia remaja, Penyakit Insomnia tersebut datang begitu saja. Padahal  sebelum Mona tumbuh remaja dia terbiasa untuk tidur dibawah jam 10 malam. Orang tua mona sudah melakukan berbagai cara untuk menyembuhkan penyakit anaknya tersebut, namun belum satu pun usaha mereka berhasil. Malah tidak ada hasilnya sama sekali. Berbagai terapi dijalani Mona untuk menyembuhkan penyakit tersebut, namun hasilnya tetap Nol.  Sekarang Mona sudah tidak peduli dengan penyakitnya tersebut. Dia sudah terbiasa dengan penyakit yang dia derita sejak 3 tahun lalu.

Malam ini seperti biasa Mona pergi ke taman buat menikmatti angin malam yang sudah menjadi makanan nya setiap hari. Kali ini dia tidak sendirian tapi dia  di temani oleh sahabat setianya Gitar Tua. Hehehhee
“jenuh juga kalau tiap malam harus kayak gini.” Kata mona pelan sambil memetik senar gitarnya.

sejenak hatiku perih melihat kamu sesaat bibirku tak mampu tuk berucap akankah terjadi semua yang ku pikirkan jiwaku tlah larut dalam kesedihan

ku tak sanggup menjalani ku tak sanggup semua ini
maafkanlah hati ini ku hanya ingin kau tahu ku tak bisa jauh darimu, ku mohon maafkan aku
sempatku berpikir kau bukanlah untukku dan kini ku tahu hanyalah khayalan
ku tak sanggup  menjalani ku tak sanggup
“lagunya Gecko ya???” terdengar suara cowok dari belakang Mona
“iya,,” sahut mona tanpa peduli siapa cowok yang dari tadi ternyata mendengarnya bernyanyi. Mona beranjak dari tempat duduknya , tanpa menoleh siapa cowok yang tadi menyapanya, Mona langsung pergi meninggalkan taman yang mulai sepi. Yaiyalah sepi, secara udah jam dua pagi.
 ***

“mona… sudah pagi,, ayo cepat bangun, ntar kamu kesiangan lho ke kampusnya,,” seperti biasa mama Mona membangunkan anaknya yang masih terlelap tidur. Sebenarnya baru tertidur 1 jam lalu.
“iya ma... “  mona terbangun dari tidur manisnya. Duduk disamping mamanya yang  terlihat kasian melihat anaknya itu.
“ kamu pindah kuliah saja ya sayang?? Kuliahnya malam. Jujur mama kasian ngeliat kamu kayak gini terus,” bujukan mama Mona yang selalu di katakanya tiap Mona baru bangun tidur.
“ngga mau mah, aku udah betah kuliah di tempat yang sekarang. Lagian aku ngga knapa-napa kox lx harus kekurangan waktu tidur.” Sahut mona, sambil beranjak dari tempat tidurnya dan menuju kamar mandi.

Hari ini Mona menjalani rutinitas menuntut ilmu di sebuah Universitas Negeri di Bali. Mona mengambil jurusan Ekonomi. Di kampus itu Mona memiliki seorang idola bernama Rehan, tapi sekarang udah ga lagi, soalnya si Rehan bukan cowok baik-baik alis playboy cap Teri. HehheSelain itu Mona juga merupakan anggota dari perkumpulan fans five minutes band. Kalau ga salah namanya “FIVERS”. Ya emang fivers ,,, hehhe.
“hey mona…..makin cubby aja nie,,, hahhaha” goda temen cowok mona yang terkadang emang usil dengan Mona.
“iiicccchhhhh … makasi banget… gw emang cubby,, knapa?? Lu suka sama gw??” Tanya Mona Balik. Mereka yang dari tadi godain mona langsung pergi tanpa menjawab pertanyaan memetikan Mona.
“dasar cowok jail,, belum pernah gue lempar nie mulutnnya make sepatu gw.” Gerutu Mona.
***

“akhirnya w sekarang dapet waktu buat istirahat” Mona merebahkan badannya di tempat tidurnya. Ga berapa lama langsung tertidur pulas. Maklum siang itu waktunya Mona buat melepas rasa lelahnya.
“gw dimana nih??” Mona heran mendapati dirinya berada di tempat yang tidak di kenalnya.  Dunia yang terlihat dimata mona sekarang, bukan dunia yang biasanya dia lihat. Saking herannya Mona berkeliling buat melihat-lihat dunia yang ada dihadapannya. Buuggghhh…. Uupppsss mona menabrak seseorang.
“sorry, w kaga sengaja.”  Sepasang tangan terulur kehadapan Mona yang terjatuh.
“it’s ok,, w  yang harusnya minta maaf, w tadi kaga merhatiin jalan” sahut mona dan menyambut kedua tangan cowok itu.
“sepertinya lu lagi kebingungan, mau kemana?” selidik cowok tampan yang di tabrak Mona tadi.
“iya nih, w ga tahu kenapa w sampai ada disini. W ga kenal sama tempat ini. “ sahut Mona
“gimana bisa lu ga tahu tempat ini??” “ntahlah”
“lupa, kenalin nama w Erick” sambil mengulurkan tangan kanannya.
“w mona,,” sambut Mona.

MMMMOOOONNNAAAAA….. Mona terbangun dari tidurnya,
“aahhh,,, ternyata hanya mimpi. Padahal kan gue udah ngarep banget bisa kenalan ma tu cowok. Gara—gara lu nih Nin,”  gerutu Mona
“hayyoooo…. Lu mimpi apaan???  Jangan-jangan???” selidik Nina
“jangan-jangan apa??? Jangan mikir macem-macem deh,, w tadi mimpi ketemu sama cowok cakep, namanya Erick. Sumpah deh Nin…. ganteng, Perfect deh pokoknya” sahut Mona sambil senyum-senyum ga jelas.
“iihhh Cuma mimpi jugaan,,, ampe segitunya lu,,, hahahaha” ledek Nina
“buat w bukan Mimpi” Teriak mona di telinga nina.

Malam ini mona seperti biasa mengisi sebuah acara di café (sweety café) yang kebetulan berada di dekat rumah mona, kalau malam minggu seperti ini biasanya café itu penuh dengan pasangan-pasangan muda yang datang buat kencan. Tidak jarang juga mereka suka ngerequest lagu dari mona. Yaaahhh… udah setahun ini mona tiap minggunya ngisi di café itu, jadi sebagian pengunjung sudah kenal dengan mona. Siapa lagi kalau bukan putri cantik bersuara merdu.
“mona, w request lagu dunk,, buat pacar gue,” terdengar suara dari meja nomer 3. Mona mengiyakan permintaan orang itu dengan mengangkat jempolnya.
an empty street
an empty house
a hole inside my heart
im all alone
the rooms are getting smaller

i wonder how
i wonder why
i wonder where they are

the days we had
the songs we sang together
(oh yeah)
and, oh, my love
im holding on forever

reaching for a love that seems so far...
so i say a little prayer
and hope my dreams will take me there
where the skies are blue
To see you once again
My love
Overseas from coast to coast

Suara riuh tepuk tangan mengakhiri nyanyian mona,, senyum manis terukir dari bibir mona. Tanpa diduga seorang pengunjung memberi mona setangkai bunga mawar putih. Membuat suasana semakin riuh oleh suara para pengunjung yang terpesona melihat penampilan mona malam itu.
“ hey,, lu berbakat juga ya??? Suara lu itu lho, mampu menghipnotis para pengunjung. Cara lu main gitar juga oke.” Celoteh Seorang pemuda ketika menghampiri mona yang sedang asik memainkan BB kesayangannya.
“thankz,,” jawab mona singkat.
“kok  jutek gitu sih??? Gue kan pengen kenal lu, ga boleh kah??”
“boleh, tapi kan lu udah tw kalo nama gue mona” jawaban mematikan terlontar lagi dari mulut mona. Seketika pemuda yang dari tadi ngebet pengen kenalan sama mona jadi tertawa terpingkal-pingkal.
“heeeyyyy,,, lu kira gue ngelawak?? Udah ah, gue ga ada waktu buat ngelawak” mona mulai kesal melihat tingkah pemuda itu.
“sorry, gue Cuma geli aja tadi, bener juga yang lu bilang gue kan udah tahu siapa lu. Hahahha. Oh ya kenalin nama gue Rendy.”
“oh ya kenapa lu ngga jadi penyanyi aja?? Rekaman gitu maksud gue.” Tanya Rendy
“ gue ngga mau jadi artis, belum jadi artis aja gue udah banyak penggemarnya, apalagi jadi artis. Bisa-bisa gue overdosis penggemar. Hehehhehe”  canda mona.
“ahh lu bisa aja, hehehhe”

Mereka berdua mulai terlihat akrab. Suara tawa sesekali menyelingi pembicaraan mereka. Kalau masalah nyari temen baru mona emang jagonya. Apalagi buat nyari gebetan, tinggal lirik aja mona sudah mampu  menaklukan hati para pria. Tapi sampai sekarang belum pernah sekalipun mona merasakan apa itu pacaran atau masih bisa di bilang jomblo sejati. Terkadang mona juga sering merasa sepi, pengen ngerasain di perhatiin oleh seseorang yang memang bener-bener mengerti apa yang mona rasain. Ya selain mamanya mona.
***

Waktu sudah menunjukan pukul 3 pagi. Mona masih asik mendengarkan music kesukaannya. Maklumlah kalau jam segini mona belum merasakan yang namanya penyakit “NGANTUK”. (Hheeyyyy…. Ternyata gue salah.) Hoooaaammmmm …. Ga seperti biasanya mona jam segini udah ngerasa ngantuk. “eh gila,, gue jam segini udah ngantuk??” mona kaget waktu melihat jam dinding micky mousenya masih jam 3 pagi. berseling beberapa menit mona mulai masuk kedalam mimpinya.

Buugghhhh… Mona terjatuh ke dalam dunia mimpi yang kemarin siang dia alami. Tempatnya sama persis , ga ada bedanya. Terlihat sesosok pria sedang duduk di kursi taman berwarna putih itu. Yaahhh sosok pria yang kemarin mona ajak kenalan.
“eh,, akhirnya lu datang juga mon,, gue udah nungguin lu dari tadi disini.” Ucap erik ketika melihat mona berjalan mendekatinya.
“ kenapa lu bisa tahu kalau gue bakalan datang kesini lagi? Ini kan Cuma mimpi rik.” Mona bingung dengan semua yang dia alami. Semuanya seolah sudah direncanakan. Tapi mana mungkin di rencanakan??? Ini hanya sebuah mimpi. Hal yang tidak bisa direncanakan begitu saja.
“ mimpi bagaimana mon?? ini bukan mimpi.” Jawab erik meyakinkan mona kalau yang dia alami bukan mimpi. Tapi nyata.
“ini mimpi. Kalau ini dunia nyata, kenapa gue bisa tiba-tiba berada disini? Sedangkan gue aja belum pernah tahu nama tempat ini apa dan dimana.” Teriak mona tidak setuju dengan hal yang erik katakan.
“ gue ga pernah bilang ini tempat nyata. Nama tempat ini taman soulmate. Lu hanya bisa ke tempat ini kalau lu sudah waktunya buat ketemu soulmate lu. Nah, sekarang lu udah ketemu sama orang yang bakal jadi soulmate lu mon,, gue. ERIK” jawab erik dengan percaya diri.
“ hahahha,,, sumpah lu lucu banget sih,, mana ada tempat yang namanya taman shoulmate.”
“kalau lu ga percaya, lu bisa baca tu papan di depan.” erik menunjukan papan nama yang menunjukan nama taman itu. Iya memang benar nama taman itu taman soulmate. Mona yang melihatnya langsung kaget setengah mati. Ga mungkin dia harus bertemu dengan soulmatenya dengan cara yang seperti ini.
“kalau memang benar lu soulmate gue, gue pengen tahu asal lu dari mana??” mona tersenyum manis kepada erik.
“ ok, gue dari…”

Belum sempet mona mendengar jawaban dari erik tapi dia harus terbangun lagi dari mimpinya itu. Ternyata matahari sudah menampakan dirinya (sudah pagi).
“sumpah, gue makin penasaran aja sama ni mimpi. Makin aneh. Jadi ga sabar buat tidur lagi nieh.” Gerutu mona sambil merapikan tempat tidurnya.
“pagi-pagi kok sudah menggrutu sayang??? Ada apa?” ternyata dari tadi mamah mona sudah berada di pintu ngeliat mona yang menggrutu.
“eh mamah,, engga kox mah,, Cuma mimpi aja, tapi mimpi q aneh banget mah, maza aq ketemu cowok yang super aneh”
“yang bener? Emang mimpinya seperti apa sayang?” mamah mona memang paling antusias kalau mendengarkan  anaknya curhat. Apalagi masalah cinta. Mmmm,,,, maklum lah anaknya ini belum pernah curhat masalah cinta, hehehhe.
“gini mah, aq tiba-tiba ada di tempat yang aneh banget. Katanya sih nama tempatnya “TAMAN SOUMATE””.
“kata siapa??” selidik mamah
“kata cowok yang ada dalam mimpi aku mah,”
“hehehhe,, ada-ada saja qm ini, yaudah jangan terlalu dipikirin. Itu kan Cuma mimpi. Cepet mandi gih ntar qm kesiangan lho berangkat kuliahnya. Eh tunggu dulu, sejak kapan qm bisa tidur lebih awal kayak tadi?” mamah mona heran melihat anaknya yang sudah tertidur jam 3 pagi. biasanya paling awal jam 5 pagi. kemajuan yang dramatis. Senyum tipis muncul dari bibir sang mamah.
“kebetulan mah” jawab mona singkat sambil menuju kamar mandi.
***

Ga nyangka pagi ini mona bener-bener harus kesiangan sampai di kampus.  Alhasil dia harus ketinggalan 1 pelajaran.  Sekali seumur hidup mona harus menanggung malu karena terlambat masuk kelas. Bagai di hantam badai pasir, di telan cicak, di jilatin cacing, hehhehe (mulai lebey).
“eh mon, ada angin apa lu jam segini baru nyampe kampus??” nina mengintrograsi mona yang baru saja duduk di kursi tempat dia menimba ilmu
“hhmmm, gue bangun kesiangan nin, gara-gara keenakan mimpi sih,” jawab mona simple.
“mimpi?? Emang lu mimpi apaan? Ampe keenakan kayak gitu, hahaha” nina tertawa kecil mendengar jawaban mona.
“ketemu soulmate”  tersentak nina kaget mendengar jawaban mona. Seumur-umur mona ini belum pernah mengatakan tentang hal yang berbau cinta. Yahh,,, palingan Cuma  musik, music, dan music, secara musisi jalanan.(hahahha)
“hey,, tampang lu itu lho nin, kenapa? Lu kaget?” mona ngerasa temennya ini seperti tersamber petir ketika mendengar jawaban mona yang mengundang aksi dan proaksi. Hehehe
“aahhh lu mon, tumben banget gue ngedengar lu ngomong soulmate. Jangankan soulmate, gebetan aja lu kaga pernah ngomong ke gue. Eehh sekalinya ngomong malah langsung soulmate. Sumpah deh gue kaget.” Gerutu nina
“ so?? Gue mesti salto?? Hahhaha” mona malah ngeledekin temennya yang masih terlihat kaget mendengar critanya itu.
***

Suasana di taman sore ini terlihat agak lengang. Tidak seperti biasanya taman ini ramai dengan masyarakat yang sekedar datang buat melakukan aktivitas seperti jogging, piknik dan menikmati kesejukan udara yang masih terjaga di taman itu. Ga salah mona paling betah bermalaman di taman ini selama 3 tahun.  Tapi kali ini mona datang ke taman ini bukan untuk bermalaman tapi untuk mencari tahu apakah yang ada di dalam mimpinya itu mirip dengan yang ada di taman ini. Sambil mencari-cari sesuatu yang dia cari, mona sesekali menyebut nama taman dalam mimpinya.
“taman soulmate” kata mona berkali-kali.

Tanpa sengaja kaki mona menginjak sesuatu. “bunga” kata mona singkat.
“hey,, ini kan bunga yang ada di taman soulmate, kenapa bisa ada di taman ini?” mona kebingungan melihat bunga cantik yang barusan dia pungut. Bunga itu dia lihat di taman soulmate. Dan yang paling aneh pohon dari bunga itu tidak ada di taman ini. Walaupun mona masih kebingungan dengan semuanya, tapi mona tetap melanjutkan langkah kakinya ke sebuah kursi taman yang selama ini menjadi pendengar setianya kala mona bernyanyi dan memainkan gitarnya setiap malam. Mona terduduk bisu melihat keadaan di sekitar taman itu.
“ngga ada yang sama dengan taman yang sering muncul didalam mimpi gue” batin mona.

Sejuknya udara di taman tersebut senantiasa membuat mona menjadi kantuk, yah tanpa sengaja mona tertidur lelap di kursi taman itu. Dan apa yang terjadi? Buugghhh… dan lagi mona terjatuh kedalam dunia mimpi yang sudah 2 kali muncul di mimpinya
“kenapa setiap nyampe taman ini gue mesti dalam keadaan terjatuh” gerutu mona ketika mendapati dirinya jatuh tersungkur di  bawah pohon rindang yang ada di taman. Mona berusaha bangun dan menuju ke kursi taman berwarna putih yang ada di depan pandangannya.
“sini gue bantu” terulur tangan kehadapan mona yang kala itu berusaha bangun, dengan senang hati mona menerima uluran tangan itu.
“thankz ya,,” ucap mona
“u’re welcome” ucap pria yang membantu mona. Mona memperhatikan wajah orang yang menolongnya tadi.
“eh lu lagi?? Knapa lu slalu ada disini rik?” Tanya mona dengan wajah kaget.
“ga usah kaget gitu donk mon, gue kan udah pernah bilang. Hanya orang yang sudah waktunya buat betemu dengan soulmatenya yang bisa datang ke taman soulmate ini. Jadi intinya seperti ini. Kalau lu tertidur pulas dan sampai jatuh lagi ke taman ini, berarti gue juga ngalamin hal yang sama dengan lu. Kan kita soulmate”. Jawab erik
“jadi lu ngga tinggal disini?” jawab mona masih ragu dengan penjelasan erik.
“ kaga, gue dari dunia nyata lah mon. hehehe”
“ lu anak mana?” Tanya mona lagi. Kali ini bukan karena mona terbangun dari tidurnya yang membuat mona gagal buat mengetahui asal-muasal dari pemuda ganteng yang ada di hadapannya. Tapi malah erik yang tiba-tiba menghilang dari pandangan mona. 
“non, bangun non,,” terdengar sayup-sayup suara seseorang. Mona akhirnya terbangun dari tidurnya.
“eh,, maaf bu, saya tertidur disini” mona ngerasa ga enak sama ibu-ibu yang membangunkannya itu. Gimana ga malu. Masa sore-sore gini ada seorang gadis tertidur di kursi taman. Bisa-bisa kalau ibu itu jail, dia bakal masukin foto-foto mona yang lag tertidur pulas ke media massa. Dengan tuduhan, ada seorang anak hilang tertidur di taman. Ga banget kan???
“kamu kalau pulang kuliah langsung kerumah dong. Masa singgah ke taman ini dulu?? Sampai tertidur pulas kayak tadi. Emang kamu ngga takut ada preman iseng gangguin kamu pas tidur??” mampus deh mona malah di nasehati sama wejangan-wejangan bermanfaat dari ibu itu.
“ iya bu, saya pulang sekarang. Terimakasih ya buk udah bangunin saya tadi. “ mona tersenyum manis kepada ibu itu dan bergegas pergi meninggalkannya. Sebenarnya itu jurus mona buat menghindar dari ceramah ibu-ibu itu. Hahaha dasar mona.

lanjutan..... >>>
***

Mona senyum-senyum sendirian didalam kamarnya ketika mengingat kejadian yang dia alami tadi siang.
“buseett dah,,, hari ini gue harus diomelin seorang ibu-ibu yang ngga  gue kenal” gerutu mona. Tapi dia malah senyum-senyum lagi.
“haaayyooooo”  mona kaget mendengar suara yang tiba-tiba membuat gendang telinganya seakan-akan mengalami guncangan hebat.
“ iiiihhhh kak vino,,, kalau mau masuk kamar gue ketok pintu dulu donk! Kaget tahu…” mona menjewer telinga kakaknya. Kebiasaan banget deh si mona dari kecil suka banget jewer telinga kakaknya ini. Vino itu nama kakak mona, umurnya Cuma beda 1 tahun dengan mona. Jadi ngga jarang orang-orang ngira kalau mereka itu kembar. Wajah mereka mirip banget. Tapi yang membedakan itu, mona it’s cewek dan Vino it’s cowok.
“eh,, tadi gue ngeliat lu senyum-senyum. Lu masih waras kan? jangan sampai deh gue punya adik ngga waras. Amit-amit” vino mengetuk-ngetukan jari tangannya ke lutut.
“ lu kalo ngomong nusuk banget sih,,” mona cemberut
“bukan nusuk mon, tapi nyate, hehhehe” buugghhhh, mona memukul pelan lengan kakaknya yang terkadang jail dengan mona. Maklum kalau lagi ga ada kegiatan pasti mona yang dijadikan bahan ledekan. Kakak durhaka. Hehehe
“kak, lu percaya sama yang namanya soulmate??” mona menatap serius kakaknya yang dari tadi hanya terlihat tertawa.
“adik gue tersayang ,, kok tiba-tiba ngomongin tentang soulmate? Haayyooo lu lagi jatuh cinta ya?” selidik  vino curiga terhadap mona
“emang salah ya kalau gue ngomongin tentang soulmate. Gue kan udah besar abang….” Gerutu mona
“yaahh, emang gue ada ngatain lu masih kecil? Gue tadi nanya , lu lagi jatuh cinta ya?”
“bukan jatuh cinta bang, tapi mimpi” jawab mona singkat
“trus apa hubungannya dengan soulmate??”
“karna di dalam mimpi gue ketemu sama soulmate gue. Iihhhh knapa malah ngalihin pembicaraan sih? Gue kan nanya lu percaya ngga sama yang namanya soulmate??”
“percaya ga percaya juga sih. Tergantung setiap orang nya aja, kalo orang itu percaya dengan soulmate. Pasti dia bertemu dengan soulmatenya. Tapi  gue sjauh  ini belum pernah ngerasa bertemu dengan sosok yang bisa dikatakan soulmate.” Jawab Vino panjang lebar. Mona hanya mengganggukan kepalanya ketika mendengar jawaban abangnya itu.
“gue udah 3 kali mimpi aneh, gue mimpi ada di suatu taman, disana gue ketemu sama sosok cowok ganteng bang, namanya Erik. Dia bilang kalau gue sama dia itu soulmate. Menurut lu gmana bang?
“buussseeetttt, sejak kapan lu manggil kakak lu yang paling ganteng ini dengan sebutan abang? Lu piker gue abang bakso?? Risih gue… hhhmmmm gue nanggepin cerita lu dulu deh, kalau mimpi yang berkali-kali di alamin itu terkadang bakalan jadi sebuah pertanda. Mungkin ngga lama lagi lu bakal ketemu sama jodoh lu, “
“biarin aja gue manggil abang, lagian lebih enak di denger. Oh ya bang makasi banget ya udah mau nanggepin crita-cerita gue. “
“lu yang enak. Gue yang ngga enak. Masama mona adik gue yang paling cubby sedunia” Vino langsung ngacir keluar kamar mona.
“moonnn,, gue punya temen namanya Erik. Jangan-jangan dia lagi…:” teriak Vino dari ruang tamu. Tapi mona ngga denger teriakan Vino. Secara telinganya udah di tutupi hearphone.
***

Suasana malam ini begitu dingin, ngga seperti biasanya mona mengurungkan niatnya buat pergi ke taman. Dia hanya menghabiskan waktunya di dalam kamar sambil mempelajari kunci gitar lagu terbaru five minutes yang judulnya Aku dan Kamu. Jari-jarinya yang sudah terbiasa memetik senar gitar itu dengan cepat memahami dimana seharusnya posisi mereka kala mona bernyanyi satu lagu ke lagu yang lainnya. Ngga kurang 30 menit mona sudah hafal kunci-kunci yang seharusnya digunakan untuk mengiringi lagu Aku dan Kamu. Maklumlah,,, musisi handal. Hehehe.
“kapan ya Five Minutes manggung di Bali lagi???” ucap mona tiba-tiba sambil memandangi foto-foto five minutes yang tertempel rapi di dinding kamarnya. Mona berdiri dan mendekati foto-foto itu.
“sudah lama kita kaga bertemu ya?? Terakhir bertemu waktu akang-akang manggung di lapangan Lumintang.” Mona mengingat moment waktu dia nonton acara music tersebut. Sungguh berkesan. Mulai dari terjebak macet selama 3 jam di jalan sampai nyasar ke perumahan warga yang sama sekali mona tidak ketahui. Semua itu  gara-gara tanda lampu sorot yang dia lihat di langit. Tapi akhirnya mona tetap berhasil menemukan tempat dimana five minutes manggung. Berkat seorang cowok yang mona liat di jalan, penampilan tu cowok punk banget , jadi mona kepikiran kalau dia bakal nonton konser music. Mona paling suka datang ke tempat dimana band-band yang sudah terkenal manggung. Karena dari sana mona bisa mengamati bagaimana sebenarnya cara bermain gitar yang benar.
“masih jam 12 malam,,” ucap mona ketika memperhatikan jam micky mouse yang ada tepat di atas foto-foto yang dari tadi dia amati. Biasanya jam segini mona masih bernyanyi ria di taman. Tapi ntah knapa malam ini mona males pergi ke taman. Mona pengen cepat terlelap dan bertemu dengan orang yang selalu hadir didalam mimpinya akhir-akhir ini.

Mona mulai ngerasa kantuk, segera dia berlari kecil ke tempat tidurnya. Mengambil posisi tidur cantik. Dan ngga berapa lama mona pun terlelap dalam tidurnya.  mona mulai masuk ke dalam mimpinya. Buugghhh,,, kebiasaan setiap memasuki taman soulmate, mona terjatuh dan tersungkur di bawah pohon yang rindang itu. dia udah sadar kalau dirinya sudah berada di dalam taman soulmate. Buru-buru mona berdiri dan duduk di kursi taman yang berwarna putih. Tempat dimana dia selalu bertemu dengan sosok pria yang mengaku sebagai soulmate mona. Tapi anehnya sosok yang mona tunggu-tunggu ngga kunjung datang.
“kenapa gue berharap bertemu dengan dia lagi? Ini kan Cuma mimpi, mana mungkin gue bisa ngatur segala sesuatu dengan keinginan gue ini” keluh mona sesaat dia mulai tersadar bahwa betapa bodoh dirinya yang begitu saja mulai terbuai dengan mimpi yang belum pasti jadi kenyataan. Mona merebahkan kepalanya, “iihhhh anginnya kenapa tiba-tiba jadi aneh gini?” mona kesal dengan hembusan angin yang meniup rambutnya yang tergerai panjang.
“mona?” terdengar suara dari arah belakang mona.
“erik,, lu datang lagi??” mona masih belum percaya dengan apa yang dia lihat di depan matanya. Sosok yang dia tunggu dari tadi akhirnya datang juga. Dan menepis keraguan mona yang sejak tadi sudah mulai tumbuh. Mona mulai yakin kalau dirinya mampu mengatur mimpi yang dia mau.
“iya, tumben lu udah nongkrong disini? Biasanya gue yang nungguin lu datang. Tapi sekarang?” erik bingung melihat mona yang sudah duduk manis di kursi taman.
“gue juga bingung, biasanya gue belum bisa tidur kalau belum pagi.”
“tanda-tanda orang jatuh cinta.” Jawab erik dengan senyum manisnya.
“iihhhh, lu ngomong apaan? Emang apa hubungannya dengan tidur?”
“kalau orang yang lagi jatuh cinta tu pasti bakal berubah 100% . yah seperti lu ini mon,, dari insomnia sekarang malah jadi ratu tidur. Ampe ketiduran ditaman segala. Hahhaha” erik mulai ngegodain mona.
“dari mana lu tau gue ketiduran di taman??” selidik mona
“karna gue soulmate lu, jadi gue pasti tau apapun yang terjadi sama lu.” Jawab erik singkat. Mona terdiam mendengar kata-kata erik. Sesekali dia tersenyum manis melihat wajah cowok yang ada di depannya. Sumpah deh manis banget!!
“lu mau ga jadi cewek gue?” spontan mona kaget mendengar pertanyaan yang tidak pernah mona duga sebelumnya.
“lu gila? Masa gue pacaran dalam mimpi?” mona cemberut.
“  hheeyy,, harus berapa kali gue bilang ke lu kalau ini buka mimpi? Ini itu tempat dimana pasangan-pasangan dipertemukan” ucap erik untuk memastikan kalau mona masih mengingat kata-katanya yang dulu pernah di ucapkannya.
“iya gue inget.” Mona mengganggukan kepalanya sambil tersenyum manis.
“berarti kita pacaran ya??” Tanya erik memastikan
“iya. Tapi gue pengen tau. Lu tinggalnya dimana?”
“gue ngga bakalan mau ngasi tahu lu, dimana gue tinggal. Begitu juga lu. Lu ga usah repot-repot buat memberi tau dimana tempat tinggal lu. Karna suatu saat kita bakal bertemu di dunia nyata, pertemuan yang tidak di latar belakangi oleh rencana. Tapi pertemuan yang secara kebetulan.” Mona hanya bisa menggangguk mendengarkan kata-kata erik. Secara resmi mereka sudah menjadi pasangan di dalam mimpi. Hal yang sulit di bayangkan oleh akal sehat kita. Dan mungkin hanya mona saja yang dapat mengalaminya.
***

Pagi-pagi mona sudah terbangun dari tidurnya. Tidak seperti biasanya, sekarang mona sudah siap buat berangkat ke kampus. Tapi jam buat ngampus masih 2 jam lagi. Mona berlari kecil ke dapur membantu mamanya yang lagi sibuk menyiapkan sarapan pagi mereka.
“mah, mona bantuin ya?”
“lho,, anak mamah kok tumben jam segini udah siap berangkat kuliah? Emang kamu jam kuliahnya lebih awal ya?” mama mona kaget ngeliat anaknya yang tiba-tiba ada di sampingnya dengan seragam kuliah lengkap.
“ tadi mona bangunnya tidurnya kepagian mah, jadi langsung aja siap-siap. Biar bisa bantuin mamah nyiapin sarapan juga.”jawab mona dengan penuh senyum.
“ kayaknya kamu lagi seneng banget, ada apa sayang? Hayoo.. ngga mau cerita ya sama mamah?” mamah mona bingung ngelihat anaknya pagi ini memasang wajah super cerianya. Tapi mona malah tambah senyum-senyum tanpa menjawab pertanyaan mamanya itu.
“yaahhh,, malah senyum-senyum. Ngga jadi deh kamu bantuin mamah kalau senyum-senyum gitu? Kamu ngga kesambet setan taman yang dideket rumah kan sayang?” selidik mamah mona.
“hehhehe… mamah, aku tadi malem ketemu sama cowok cakep.” Jawab mona sambil memeluk mamahnya yang lagi sibuk memasak nasi goreng kesukaan mereka.
“ketemu dimana sayang? Di taman?”
“di dalam mimpi mah.” Sahut mona mantap.
“ yaa aampuunn mona,, Cuma mimpi kok sampe segitunya sih? Awas lho yang di dalam mimpi kamu itu ternyata genderuwo yang menyamar jadi cowok cakep.” Jawab mama mona , sekaligus menakut-nakuti anaknya.
“mamahh.. jangan nakut-nakutin gitu donk” cemberut mona,
“becanda sayang. Lagian kamu sih nanggepin mimpi sampe segitunya. Ngga baek lho?? Sekarang mama mauu nanya, tadi malem kamu tidur jam berapa?
“jam 12 malam ma.”

Mamah mona yang dari tadi asik mengaduk-aduk nasi gorengnya tersentak kaget. dan memeluk erat anaknya itu. “mona, kamu sudah sembuh?” Tanya mama mona
“berkat cowok yang ada di dalam mimpi mona mah.” Mama mona sangat senang melihat perubahan drastic anaknya. Sekarang anak gadis nya sudah sembuh dari penyakit insomnianya. Jadi mona ga bakalan kekurangan waktu tidur lagi. Selesai menyiapkan makanan mereka menikmati sarapan bersama-sama di ruang makan.
***

“aahhhh??? Lu ga gila kan mon? masa lu pacaran dalam mimpi?” nina kaget mendengar cerita mona tentang mimpinya tadi malam.
“ gue ngga gila. Gue masih waras. Emang salah ya kalau gue pacaran didalam mimpi?” jawab mona cuek.
“coba deh lu pikir pakai logika mon? mana ada orang yang pacaran dalam mimpi?”
“ada kok, buktinya gue pacaran dalam mimpi.” Jawab mona membela diri.
“ok, terserah lu aja. Yang jelas Gue udah ngingetin lu.” Gerutu nina. Kesel juga ngelihat mona yang percaya sama hal yang namanya mimpi. Padahal sudah kebukti kalau mimpi itu hanya bunga tidur yang sering menghiasi tidur kita.
***

“hey guys,,, gue dapat berita bagus nie” Dinda mendekati teman-temannya yang lagi asik ngerumpi di koridor kampus.
“berita apa din? Kalau bukan hot news kita ga mau dengar  ya.” Sahut gaby.
“di jamin hot news. Berita ini bakal jadi berita terheboh di kampus kita.” Jawab dinda mengacungkan jempolnya. Dinda itu wartawan kampus yang suka mengupdate gosip-gosip yang ada di kampusnya. Tiap harinya selalu ada gossip hangat yang berhembus di kampus itu. Mereka yang menjadi anggota wartawan kampus itu menyebut diri mereka sebagai “miss GOSIP”. Geng itu hanya beranggotakan cewek-cewek saja (kaum laki-laki dilarag bargabung).

Dinda membisikan sesuatu ketelinga teman-teman miss gossipnya. Ga berapa lama mereka mulai sibuk menyiapkan sesuatu buat mengupdate gossip yang pagi ini ketua mereka dapatkan. Mulai dari update status di FP mereka, di BB, dan bahkan mereka memasang print out gossip yang sudah mereka ketik dengan cantik. Tidak lupa diberita tersebut tertempel foto target yang digosipin. Dan kurang dari 1 jam pun semua print out gossip yang mereka buat sudah tertempel di papan pengumuman yang ada disetiap jurusan yang di kampus mereka.
“BERHASILLL… bakal jadi hot news nih buat beberapa  hari kedepan” teriak anggota miss gossip.
***

“ sudah liat gossip pagi ini ga?” ucap beberapa anak-anak yang memang sudah menjadi pelanggan tetap dari gossip yang di update miss gossip. Mona yang dari tadi duduk di taman kampus merasa dirinya di perhatikan mahasiswa maupun mahasiswi yang lewat di depannya.
“ada yang aneh dari gue?” teriak mona ke salah satu cewek yang dari tadi senyum-senyum ilfeel melihat mona. Tapi mereka malah pergi ninggalin mona tanpa menjawab ada apa sebenarnya.
“mon,,, lu ngapain masih betah duduk disini? Apa lu ga dengar gossip pagi ini?” ucap nina ngos-ngosan karna berlari dari papan pengumuman.
“emang ada gossip apaan? Kan lu udah tau kalau gue ngga terlalu suka sama gossipnya si miss gossip.” Ucap mona santai.
“tapi yang ini beda mon,” nina menarik tangan mona agar mona mau mengikutinya munuju papan pengumuman yang ada di gedung mereka. Mona yang dari tadi santai, seketika menjadi pucat pasi setelah melihat gossip apa yang ada di depan matanya.

Waaahhhh gila, jaman sekarang masih ada aja orang pacaran di dalam mimpi? Mona Deristya mahasiswi semester 3 fakultas Ekonomi. Mengaku pacaran dengan seorang cowok yang ada di dalam mimpinya. Sungguh ngga masuk logika deh, nie cewek stres kali ye?? Secara sepanjang catatan miss gossip, MONA DERISTYA belum pernah sekalipun mempunyai hubungan khusus dengan cowok. Apakah dia sudah tidak waras karena tidak ada yang mau jadi pacarnya? Sehingga dia memilih buat pacaran dengan cowok yang ada di dalam mimpinya?? Kita tunggu kelanjutannya!!!  (lengkap dengan foto mona yang lagi asik bercerita tadi pagi bersama nina)
“ada yang nguping pembicaraan kita tadi pagi mon” ucap nina. Namun mona masih shock melihat apa yang ada di depannya itu. Secepat kilat mona merobek kertas gossip yang berani-beraninya membuka semua rahasia mona.
“percuma aja lu ngerobek kertas itu. Gossip lu sudah tersebar dimana-mana. Gue dan anggota gue sudah update di FP, BB dan yang harus kamu tahu. Kita sudah menempel semua print out itu di papan pengumuman di semua fakultas yang ada di kampus ini.” Ucap Dinda yang ternyata dari tadi ada di belakang mona dan nina. Senyum puas terukir di bibirnya.
“ehh lu, apa maksud lu buat gossip murahan seperti itu? Apa lu punya masalah sama gue?” mona mulai kesal dengan perbuatan Dinda yang secara sengaja mempermalukan dirinya.
“lu lupa siapa gue? Gue ketua dari Miss Gosip. Tugas kita itu mengungkap segala hal yang belum jelas ataupun yang ditutupi. Dan gue ngga ada masalah sama lu. Ini hanya tuntutan kerja. Gue etua yang professional.” Ucap dinda bangga.

lanjutan>>>

Mona berlari menjauh dari muka sok cakep si ketua miss gossip.  Mona ngga bisa berbuat apa-apa semuanya sudah terlanjur terjadi, dan sekarang dia harus siap-siap menjadi bahan perbincangan di lingkungan kampusnya itu. Siap-siap juga buat memakai topeng super tebal biar ngga dikenali sama orang-orang.
“mon, lu baik-baik aja kan?” Tanya nina, berusaha mengetahui keadaan moa yang saat itu terlihat kurang baik.
“gue harus gimana nin? Sekarang  gue jadi bahan gunjingan anak-anak di kampus ini. Mungkin ngga lama lagi gue juga bakal di sangka cewek gila.” Ucap mona pelan, sorot matanya tidak seceria tadi pagi lagi. Keadaan berubah begitu cepat, seakan dunia sudah tidak berpihak lagi terhadap mona.
“lu jangan ngomong gitu mon, orang-orang belum tentu percaya dengan gossip yang disebarkan sama miss gossip. Lagian gossipnya kan masih simpang siur,” nina berusaha menenangkan perasaan mona yang mulai  kacau.
“iya juga nin, bener yang lu bilang.”
“kalau bener, lu senyum lagi dunk,, masa si putri cantik bersuara merdu raut wajahnya jadi seperti ini? Ntar malah hilang lho suara merdunya..” goda nina berusaha memancing senyum mona yang hilang. Mona yang mendengar godaan nina menjadi tersenyum manis. Dan satu masalah pun bisa mona jalani dengan baik hari ini.
***

“gue harus bisa ketemu  dengan Erick di  dunia nyata.” Batin mona sambil memeluk gitarnya. Kejadian yang mona alami tadi siang membuat dia semakin bersemangat buat bertemu pacarnya di alam nyata. Mona pengen nunjukin kalau pacarnya itu bukan pacar alam mimpi saja.
 Tiba-tiba handphone mona bersuara,, “sms” ucap mona.

isi SMS:
“lu cewek saiko itu ya? Yang katanya pacaran sama  cowok dalam mimpi lu? Daripada lu pacaran sama orang yang ngga jelas, gue mau kx jadi pacar lu.!”
“ya tuhan… apa salah aku??? Kenapa semua orang seakan-akan mengganggap aku tidak waras? Siapa pula yang nyebarin nomer hp aku??” terriak mona kesal membaca SMS yang baru saja dia terima. Seharian ini mona sudah mendapat 22 sms yang isinya hampir sama. Mungkin ada yang menyebarluaskan nomer Hp mona.

Mona terbangun dari tempat tidurnya, malam ini dia memutuskan untuk bermalam lagi di taman deket rumahnya. Dengan langkah penuh kesedihan mona membawa gitarnya ke taman. Suasana di taman malam itu sudah mulai sepi, hanya ada beberapa orang yang masih betah duduk santai di taman. Mona menuju kursi taman yang sudah menjadi teman setianya selama ini.
“kalau disini hati gue jadi lebih adem,” ucap mona pelan. Jari-jarinya mulai menyentuh lembut senar-senar gitarnya.

aku kadang bertanya tak berhenti mengapa ku alami ini yang tidak menyenangkan hati aku heran kamu begitu kuat mengikuti setiap langkahku, menghantui kehidupanku

aku berdoa biar aku bisa lupa ingatan lupa kalau mengenal kamu, lupa pernah cintai kamu aku berharap biar tak melihat kamu sekarang biar lupa mengenal kamu, biar lupa cintai kamu
aku tidak mengerti soal cinta bodoh menghadapi hubungan yang akhirnya sampai begini kapan bayangan kamu bisa pergi suara kamu bisa hilang, biarkan aku hidup tenang

aku berdoa biar aku bisa lupa ingatan lupa kalau mengenal kamu, lupa pernah cintai kamu aku berharap biar tak melihat kamu sekarang biar lupa mengenal kamu, biar lupa cintai kamu
semua kenangan aku tak mau lagi
cukuplah sudah aku hanya ingin diakhiri

aku berdoa biar aku bisa lupa ingatan lupa kalau mengenal kamu, lupa pernah cintai kamu aku berharap biar tak melihat kamu sekarang biar lupa mengenal kamu, biar lupa cintai kamu

mona berhenti bernyanyi,  air matanya tiba-tiba mengalir di kedua pipinya.  Dia membayangkan bagaimana kalau semua yang dia alami di dunia mimpi ngga akan pernah jadi kenyataan?  Bagaimana kalau pacar yang ada di dalam mimpinya tidak pernah datang ke dalam kehidupan nyatanya?  Membayangkan hal itu membuat air mata mona semakin mengalir tiada henti.
“kak,, malem-malem gini kok nangis di taman, nanti di sangkain tante kunti lho sama orang-orang yang lewat.” Ucap seorang anak kecil imut yang tiba-tiba sudah duduk di samping mona. Mona yang baru menyadarinya langsung menghapus air matanya.
“kakak ngga nangis kok dik,, tadi Cuma kelilipan aja.” Sangkal mona
“kakak ngga bisa bohong sama aku. Aku tahu kakak pasti lagi sedih kan?” anak kecil itu tersenyum manis kepada mona.
“iya, hey,, kamu ngapain di taman malam-malam gini? Emangnya ortu kamu ngga nyariin?” selidik mona.
“rumah aku kan deket sini kak, lagian ortu aku ngga pernah ngelarang aku maen keluar rumah jam segini.” Ucap anak itu dengan lirih. Mona bingung dengan jawaban yang dikatakan anak itu, “mana mungkin ada orang tua yang ngijinin anaknya yang masih kecil gini keluar rumah malem-malem.” Batin mona menatap dalam mata  anak kecil yang terlihat sangat polos itu.
“kakak suka bermalam disini ya? Pasti kakak kesepian ya?” Tanya anak itu
“lho, kox kamu bisa tau?” Tanya mona dengan penuh rasa curiga.
“karna aq selalu bermain di taman ini setiap malem kak.” Jawab anak itu. Makin bingung deh mona dengan anak kecil yang ada disampingnya itu. Setahu mona setiap dia bermalam di  taman itu belum  pernah sekalipun mona melihat anak kecil yang asik bermain. Mona memperhatikan sekitarnya sambil mengingat apa dia pernah melihat anak kecil ini disini.
“nama kamu siapa dik?” ucap mona pelan. Namun ternyata dia baru sadar anak kecil itu sudah hilang, ntah kemana perginya . tba-tiba mona merasakan ada yang aneh dengan semua ini. Dengan perasaan yang diselimuti rasa takut dan bingung. Mona bergegas pergi meninggalkan taman itu.
***

“mona. Mama mau ngomong sesuatu dengan kamu.” Tiba-tiba mama mona menghampiri mona yang lagi asik memainkan memainkan gitarnya.
“ngomong apa ma? Kayaknya serius deh”
“kata kakak kamu, tadi kamu ada masalah di kampus ya?” mona kaget mendengar pertanyaan mamanya itu. “Sumpah deh si vino ga pernah berenti ember ke mama” batin mona. Vino memang suka membeberkan apa saja yang mona alami di kampus. Padahal mona sudah sengaja masuk fakultas lain, tapi masih saja vino berhasil mencari tahu apa yang mona alami di kampusnya.
“kenapa malah diem? Mama tidak suka dengan sikap kamu yang sekarang.” Bentak mama mona. Mona kaget mendengar kata-kata mamanya yang belum pernah sekalipun mona dengar dari mamanya.
“jawab mona, mama pengen tahu masalah pacar kamu yang ada di dalam mimpi itu.”
“mah,,,” mona belum sempat berkata sepatah kata pun langsung menangis tersedu-sedu. Air mata nya sudah tidak mampu dia bendung lagi.
“berapa kali mama harus menasehati kamu? Kamu jangan terlalu percaya sama mimpi. Tapi apa yang mama dengar? Kamu malah bilang punya pacar di dalam mimpi. Mama ngga mau ngelihat kamu seperti ini mona.. mana anak mama yang dulu? “ tanpa disadari air mata mama mengalir di kedua pipinya.
“tapi aku yakin kalau itu bukan mimpi mah…” mona berusaha meyakinkan  mamanya.
“stoop mona, mama tidak mau dengar kamu mengatakan hal itu lagi. Mama mau kehidupan kamu kembali seperti dulu lagi. Jadi anak mama yang tidak mudah percaya dengan hal yang belum pasti kebenarannya” Ucap mama mona.
“berarti mama juga nganggep aku udah tidak waras?”  air mata mona semakin mengalir mendengar kata-kata mamanya yang seakan menganggap mona sudah kehilangan akal sehatnya.  Kesalahpahaman terjadi diantara mona dan mamanya. Mona beranjak dari samping mamanya yang masih berurai air mata. Setengah berlari mona menuju kamarnya dan mengunci pintu.

Mona merebahkan tubuhnya ke tempat tidur, air mata masih membasahi pipinya. Beberapa saat mona mulai terlelap dalam tidurnya. Kali ini dia masuk lagi ke dalam taman soulmate yang secara tidak langsung membuat hidupnya berubah. “gue harus nemuin Erick” batin mona.

Ternyata sosok yang dia cari sudah menunggunya di kursi taman itu. Senyum manis terukir dari bibir Erick menyambut kedatangan Mona.
“lu knapa nangis mon?” Tanya Erick yang melihat ada air mata yang mengalir di kedua pipi mona, tapi mona tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Mona menatap tajam mata Erick yang saat itu juga sedang menatap mona dengan penuh kasih sayang.

PLAAAAAKKKKKKK….. terdengar suara tamparan yang cukup keras.

lanjutan>>>

“mon,,,” Erick memegang pipinya yang terasa panas.
“maaf. Gue tadi emosi” ucap mona pelan,
“gue ada salah apa ke elu?”
“lu mau tahu, lu salah apa ke gue?? Lu udah ngebuat hidup gue berubah. Dan gue mohon sama lu rick, mulai sekarang lu jangan pernah lagi datang ke dalam mimpi gue. Gue udah ngga mau ngejalanin hubungan semu ini. Gue mau kembali ke kehidupan gue yang dulu. Tanpa cerita semu.” Jelas mona tanpa sedikit pun berani menatap mata Erick yang saat itu ternyata menitikan air mata.
“tapi mon…”
“cukup rick, cukup lu ngebuat diri gue terbuai dalam dunia mimpi. Lu pikir gue bahagia harus ngejalanin hubungan yang ga jelas ini? Dan gue tegaskan sekali lagi. Ini hanya mimpi, bukan dunia nyata. Gue dan lu sama sekali belum pernah bertemu di kehidupan nyata. Gue hanya ngga mau harus masuk lebih jauh lagi dalam mimpi ini.”
“mona…”
“PEERRRRGGIIIIII” teriak mona. Dalam sekejap Erick sudah hilang dari hadapannya. Tersirat rasa menyesal dari  wajah mona. Tapi dia harus mengambil keputusan ini.  Walaupun akhirnya mona harus merasakan sakit hati, tapi mona lebih memilih orang-orang yang selama ini ada di kehidupan nyatanya. Dan memutuskan untuk menjalani kembali kehidupan normalnya seperti sebelum mona  bertemu dengan Erick
***

“wajah lu lesu banget, kurang tidur lagi ya mon?” nina memperhatikan mona yang dari tadi terlihat ngantuk mengikuti pelajaran
“ iya nin, insomnia gue kambuh lagi.”
“aahhh??? Bukannya udah sembuh? Kenapa bisa kambuh lagi sih mon?”
“ gue juga ngga tahu, akhir-akhir ini gue sering mimpi buruk nin, gue jadi ngga bisa tidur.”
“ apa semenjak lu memustuskan buat ngga bertemu lagi dengan Erick di dunia mimpi?” selidik mona
“ bisa dibilang iya, semenjak itu gue ngga pernah lagi bisa masuk ke dalam taman soulmate, dan pastinya gue juga ngga pernah bisa ketemu dengan Erick” penyesalan kembali mona rasakan. Sudah 1 bulan ini mona belum pernah bertemu sosok yang selalu muncul di dalam mimpinya. Jangankan bertemu dengan Erick, masuk ke dalam taman soulmate aja mona udah ngga bisa.
“ lu kangen ya sama Erick??”
“ hhmmmm,  ngga,”
“bilang ngga kok matanya berkaca-kaca gitu??? Udahlah mon, kalau emang dia jodoh lu pasti ketemu lagi kok, tapi ketemunya jangan mau di dunia mimpi lagi. Bila perlu ketemunya pas dihari ultah lu yang ke 20th nanti.”  Nina berusaha menenangkan sahabatnya.
“ iya.” Tenang rasanya perasaan mona setelah mendengar kata-kata nina yang barusan dia dengar. Secara ngga langsung nina mulai membuka harapan mona yang sudah terkubur selama 1 bulan ini. Harapan yang setiap saat mampu membuat hidup mona berubah drastic.
***

“ mon,, seminggu lagi hari ulang tahun kamu kan?” Tanya mama mona yang memecahkan keheningan di ruang keluarga itu. Yah sekarang hubungan antara mona dan mamanya sudah baik lagi, setelah mona meminta maaf atas kejadian malam itu yang sudah menguras air mata mamanya.
“iya mah,, aku mau ngadain party kecil-kecilan ya mah?” jawab mona penuh senyum
“kok kecil-kecilan sih sayang? Yang meriah dong, kan kali ini ulang tahun kamu yang special. Usia 20 tahun ini merupakan langkah awal kamu buat menjadi pribadi yang lebih dewasa.”
“memangnya mamah mau ngeluarin duit yang lebih kalau mona ngadain party yang lebih waahhh???” selidik mona.
“kalau buat kali ini mama pasti ngedukung sayang..” mona segera memeluk mamanya dengan penuh kasih sayang. Mamanya sudah kembali lagi seperti dulu , yang selalu sayang terhadap mona.
***

Suasana di kampus pagi ini begitu gempar. Ketua dari Miss Gosip jadi topic hangat di pagi ini. Selembaran yang sudah pasti hasil karya Miss Gosip tertempel rapi di setiap sudut kampus.
” ohh my GOD……ketua dari miss gossip, Dinda Putri mahasiswi semester 5 fakultas ekonomi tertangkap kamera sedang berciuman dengan cowok culun yang ada di kampus kita. Apa mereka selama ini diam-diam memiliki hubungan khusus?? Tapi kenapa harus si cowok culun sih yang di pilih oleh ketua kita yang cantik ini??? Masih dalam tanda Tanya!!! (tertempel  juga foto dinda yang sedang berciuman dengan cowok culun itu)”””””
“Gila juga ya Miss Gosip itu? Masa ketuanya sendiri dipermalukan seperti itu?” ucap nina yang dari tadi geli melihat selebaran yang tertempel di papan pengumuman.  Mona yang juga melihatnya, dari tadi hanya tertawa ngga jelas. Rasa geli dan puas tersirat dari wajah mona.
“ Seneng banget sih lu?” tiba-tiba dinda dengan wajah kusutnya sudah berdiri dihadapan mona.
“bukan seneng din, tapi gue geli aja ngeliatnya. Anggota lu berhianat ya??? Oohhh ya gue lupa, lu kan ketua yang P.R.O.F.E.S.I.O.N.A.L” ucap mona dengan mengeja kata-kata itu dengan baik. Hehehhe. Kali ini Dinda yang pergi dari hadapan mona, Nina dan Mona yang melihatnya malah tertawa keras..  Waahhh kena batunya juga tu anak.
***

Hari ini mona bolos dari kuliahnya, bukan karena sakit atau males kuliah. Tapi  mona lagi sibuk menyiapkan segala keperluan buat acara “Garden Party” yang akan berlangsung malam ini.
“mon, temen-temen gue nanti malam katanya mau datang ke party lu. Boleh kan?” Tanya Vino sambil menghias batang pohon dengan balon.
“boleh banget dong,, tapi temen-temen lu cowok semua kan??” selidik mona
“cewek semua.”
“kalau cewek ,mona ngga mau nerima kak,”
“wah,, wah,,, wah,,, sejak kapan lu jadi kayak gini mon? hahhaha . temen-temen gue cowok semua kok. Udah gitu ganteng, keren, pokoknya perfect deh. Lu pasti bakalan kepincut sama salah satu temen gue” Ucap Vino dengan penuh tawa. Mona yang dari tadi terlihat serius jadi ikut ketularan virus tertawanya si Vino.
“ tar malam gue mau dandan seecantik mungkin,” ucap mona
“ ngga dandan juga lu udah cantik kok mon,”
“ iihhhh masa ngga dandan sih kak, ntar kalau Erick dateng trus ngeliat aku ngga cantik gmana??”
“heeyy,,, pacar dalam mimpi lu lagi.” Tanya Vino sembari melempar 1 balon ke wajah mona.
“iya,” ucap mona simple.  Mona berharap Erick bener-bener datang di harinya yang special ini.

Mona beranjak dari taman itu, menuju rumahnya. Sebenarnya mona dari tadi di taman bukan bantuin menghias taman, tapi hanya sekedar melihat-lihat hasil kerja dari EO yang di pilih Vino. Ternyata kakaknya kali ini benar-benar tahu selera mona, semua hiasan dan perlengkapan party yang disiapin sesuai dengan keinginan mona. Walaupun terlihat agak aneh, tapi itulah yang akan menjadi keunikan dari party yang mona adain.
***

Satu per satu undangan sudah mulai memenuhi taman. Music pun sudah dari tadi mengiringi desir angin malam di taman itu.mona yang baru sampai di taman di sambut meriah oleh para undangan, yahh.. seperti putri semalam. Tapi kebayang ngga sih? Mona sudah dari tadi sore mengurung dirinya di dalam kamar Cuma buat mempersiapkan dirinya agar terlihat paling cantik malam itu. Dan hasilnya pun.. semua mata terpesona melihat penampilan mona malam itu, tubuhnya yang sudah langsing (berkat diet ketat selama 1 bulan) membuat gaun yang dia pakai menjadi lebih indah. Dengan wajah penuh keceriaan mona melangkah menuju kerumunan yang sudah menunggunya dari tadi. Sesekali mona melihat sekelilingnya, berharap sosok yang dia harapkan sudah hadir. Tapi ternyata sosok itu tidak ada. Rasa kecewa mulai menyelimuti hati mona namun dia berusaha menutupinya dengan senyum palsunya, dan bergegas menuju kerumunan yang ada di depannya.
“akhirnya putri yang kita tunggu-tunggu sudah datang….” Ucap MC menyambut kedatangan mona. Senyum palsu itu masih tetap mona dipertahankan melekat dibibirnya.
“gue pengen nyanyi, boleh kan?” Tanya mona kepada MC yang malam itu memandu acara garden party yang dibuat Mona.
“ok,, para undangan yang sudah datang.  Malam ini acara garden party kita mulai. Putri kita malam hari ini mau memperdengarkan suara merdunya kepada kita.  Apa kalian sudah siap mendengarkannya??” Tanya MC kepada para undangan. Suara riuh terdengar menyatakan sudah siap mendengarkan suara merdu mona. Mona segera mengambil gitarnya dan duduk diatas kursi yang sudah disiapkan. Jreng…. Mona mulia bernyanyi…

Belum sempat ku membagi kebahagiaanku Belum sempat ku membuat dia tersenyum Haruskah ku kehilangan ’tuk kesekian kali Tuhan kumohon jangan lakukan itu

Sebab ku sayang dia Sebab ku kasihi dia Sebab ku tak rela Tak s’lalu bersama Ku rapuh tanpa dia Seperti kehilangan harap
Jikalau memang harus ku alami duka Kuatkan hati ini menerimanya
tanpa disadari mona meneteskan air matanya, suasana di taman itu seketika berubah menjadi lebih tenang, undangan begitu terpana melihat gaya mona bermain gitar dan mendengar suara mona yang begitu istimewa untuk di dengar. Tapi di balik kekaguman itu undangan merasa kebingungan kenapa harus lagu sedih? Ini kan hari bahagia mona? Seribu pertanyaan mulai muncul dari benak para undangan.
“waaooooowwww,,, begitu mengagumkan penampilan dari putri cantik kita malam ini” teriak MC ketika mona mengakhiri nyanyiannya. Suara tepuk tangan dari undangan pun terdengar begitu meriah menyambut pujian MC. Mona menghapus air matanya, dan kembali memasang senyum palsunya. Bagi mona hari ini bukan hari bahagianya.
“kamu kenapa menangis sayang?” Tanya mama pelan ketika melihat anaknya menghapus air mata yang mengalir di pipinya yang merah itu.
“ngga mah, Cuma menghayati lirik lagunya aja,” ucap mona menyembunyikan kesedihan yang saat ini dia rasakan. Mamanya tahu apa yang mona pikirkan saat itu. Tapi malam ini sang mama ngga mau membuat anaknya semakin larut lagi dalam kesedihan.
“ok, sekarang waktunya tiup lilin,,,, ayoo,,, putri cantik,,” ucap MC yang  tadi lagi . “ngga tahu apa gue masih nungguin someone” gerutu mona dalam hati.

Mona mulai make a wish,, berharap setelah membuka mata nanti sosok yang dia tunggu sudah ada di sampingnya. Mata mona pelan-pelan dibuka, bersiap menyambut orang yang dia harapkan udah ada disampinya. Tapi setelah mata mona udah terbuka sosok  itu juga tidak ada. “Erick bukan jodoh gue” batin mona, senyum manis terukir di   bibirnya. Nina yang tahu apa yang mona tunggu hanya bisa tersenyum memberi semangat ke mona dari kejauhan.  Segera mona meniup lilin angka 20 yang ada di depan nya,, hhuuuussss,,,, dalam satu tiupan lilin-lilin itu sudah padam, menandakan usia 20 tahun sudah resmi disandang Mona saat ini. Tepuk tangan undangan terdengar meriah lagi…
“ potong kuenya donk mon,,” teriak nina dari bawah. Mona tersenyum manis dan memotog kue berlantai 3 itu, (susun maksud gue).
“potongan pertama buat siapa nih??” Tanya MC yang dari tadi sok deket sama Mona, hehehe. Tanpa pikir panjang mona menyerahkan kue pertamanya itu ke tangan mamanya.

Acara garden party pun berlanjut lagi,, semuanya asik menikmati keindahan taman di malam hari itu. Angin malam yang berhembus tidak menghalangi semuanya untuk menikmati kemeriahan party.Suara house music yang terdengar semakin membuat suasana semakin meriah. Mona masih sesekali mengamati sekitar. Dia yakin Erick pasti datang. tapi hingga jam 11 malam tanda-tanda kedatangan Erick juga belum ada. Saat ini perasaan mona berubah menjadi kacau. Rasa rindu yang selama ini dia pendam sudah tidak mampu di sembunyikan lagi. Merindukan tatapan mata yang penuh kasih, merasakan pelukan yang membuat hati mona tenang, mendengarkan kata-kata yang selalu menyejukan hatinya,, “aaaahhhhh gue kangen Erick,,” teriak mona, membuat semua kebingungan melihat mona yang tiba-tiba memanggil nama itu. Mona berlari menjauh dari party. Menuju kursi taman yang selalu setia menemaninya. Air mata mona mengalir semakin deras,, air mata yang sudah dari tadi dia sembunyikan kini sudah tertumpah ruah dipipinya.
“gue memang udah ngga waras.” Ucap mona.
“gue kira lu bakal ngasi kue pertama lu buat gue. Ternyata ngga.” Mona tersentak kaget mendengar suara yang datang dari belakangnya. Suara yang dia rindukan. Yaahh suara Erick. Tapi mona tidak menggubrisnya. “hanya halusinasi” batinnya.
“kangen ya sama gue?” terdengar lagi suara itu. Kali ini mona  benar-benar percaya. Tanpa pikir-pikir lagi mona menoleh kearah belakang. Dan ternyata??
“Erick??” teriak mona, mona berdiri dari duduknya dan memeluk tubuh  dari pria yang selama ini hanya dia temui di dalam mimpinya.
“lu beneran Erick kan?? gue ngga mimpi kan??” Tanya mona meyakinkan, air matanya semakin berurai.
“ya beneran lah mon,,” ucap Erick simple.
“kemana aja lu selama ini? Kenapa lu baru muncul?
“ngga kemana-mana kox..” ucap Erick sambil tertawa ringan.
“ternyata lu beneran jatuh cinta ya sama gue?” ucap Erick lagi.
“lu ngga liat apa gue sampai di anggep ngga waras kayak gini? Itu karna gue cinta sama cowok yang ada di mimpi gue.” Ucap mona
“berarti lu cintanya sama cowok yang di dalam mmpi lu? Bukan sama gue?” goda Erick.
“Erick,,,,,,” peluk mona lebih erat..
“happy birth day ya sayang..” Erick memberi sebuah kotak kecil ke mona. Seraya mencium kening mona dengan mesra.
“eeehhhh,,, Erick,, lu ngapain nyium-nyium kening adik gue?” vino melihat kejadian itu didepan matanya.
“emang salah kalau gue nyium kening pacar gue sendiri?” ucap Erick cuek.
“jadi lu temennya kakak gue?” Tanya mona ke Erick karena saking curiganya melihat kedekatan Erick dengan kakaknya.
“jadi ini dia siomay yang ada di dalam mimpi lu mon?” Vino malah balik nanya.
“soulmate brow,, bukan siomay. Hahaha” jawab Erick penuh canda.
“mon.. buka donk kadonya,” ucap irni yang ternyata dari  tadi juga diem-diem ngintip dari bawah pohon. Mona membuka kotak kecil itu.
“cincinnya cantik.” Ucap mona ke Erick.
“lebih cantik yang menerima cincinnya donk..” gombal Erick. Malam itu menjadi moment yang sangat special bagi mona, seperti yang pernah mama mona katakan. Semuanya terlihat begitu bahagia malam itu, terutama Mona dan Erick. Dan mona ternyata selama ini tidak jauh dengan Erick, masih inget kan dengan cowok yang menyapa mona waktu mona bernyanyi di taman malam itu? Dia itu ternyata Erick.
***

Gosip terhangat pagi ini berhembus di kampus MONA yaitu:
“Di hari ulang tahunnya Mona Deristya mahasiswi semester 3 fakultas Ekonomi, dia berhasil bertemu dengan pacar yang ada di dalam mimpinya. Dan ternyata mona masih waras!! Wwaaahhhh,,,, sungguh di luar  dugaan yahhh??? (lengkap dengan foto Mona yang lagi di peluk Erick)””””

Mona tersenyum melihat gossip yang di update miss gossip pagi ini. “sempet-sempetnya sih moto gue” batin mona.
“gue jadi pengen kayak lu mon,,,” ucap nina setelah membaca gossip yang ada di papan pengumuman.
“jangan deh,, ntar lu juga disangkain ngga waras” tawa pun terdengar saat itu.  Wajah ceria mona sudah kembali seperti dulu lagi. Dan yang terenting sekarang mona sudah memiliki pangeran yang selalu sap menjaganya dan menenangkan hatinya.